Akhir Dari Cerita

569 51 57
                                    

Buku Untukmu, Chaewon
Bab 1 = Menjadi Referensi Hidup

Semua yang mustahil Bisa menjadi tidak mustahil jika kita berusaha semampu mungkin. Tentunya kita membuat kesalahan dalam mencapainya tapi bukan berarti kita adalah kesalahan itu.

Di berberapa kehampaan hidup selalu ada sepercik kebahagiaan. Terkadang sepercik kebahagiaan itu bersinar layaknya matahari. Tak bisa ditatap namun bisa di rasakan.

Masa SMA memang seharusnya bahagia. Itu yang selalu ada di pikiranku. Aku jalani kehidupan masa SMA ku dengan lika-liku permasalahan remaja. Kisah cinta, sahabat, ilmu, dan juga hobi merupakan kisah yang tak pernah terlupakan.

Oke cukup kutipan dari ku, kini aku membicarakan tentang seharusnya tak terjadi. Aku dulu pemain bola bagian midfielder. Ingin bercita-cita seperti Antoine Griezmann dan menjadi pemain bola terkaya.

Tidak masuk akal bukan? Ya begitu lah. Tak pernah ada yang masuk akal dalam hidup. Yang masuk akal hanyalah bagaimana kita menjalani kehidupan kita. Itulah yang kulakukan semasa remajaku.

Keluar dari klub bola awalnya kesalahan terbesar. Impian yang kuimpikan dari dahulu mulai terhapus akibat gerakanku. Sudah pasti aku kesal, tapi aku tidak bisa membalikan waktu. Lagian Tuhan sudah merencanakan apa yang pasti bagi kehidupanku.

Masuk klub debat merupakan anugerah, bertemu dengan teman yang tidak menjuri dari penampilan (ya meskipun Junkyu menghakimiku ketika aku masuk) ia tidak pernah mau mengeluarkanku dari klub debat. Bukan karena aku pintar, aku tak pernah pintar. Tapi Junkyu percaya pada ku dan pada masa depanku. Sayang sekali aku tak bisa menghabiskan dengannya seperti saat kami masih SMA. Aku merindukan Junkyu, kenapa dia tidak datang di saat aku benar-benar bahagia. But you know, be happy Kim Junkyu karena aku sudah bahagia sama keadaanku.

Berbicara tentang debat, aku memenangkan banyak lomba debat selama masuk kuliah. Mendapat beasiswa akibat mengikuti lomba debat. Dipuji oleh dosen pengampu saat skirpsi, dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Aku tidak bisa merincikan semua kisahku selama kuliah karena kisahku benar-benar hampa.

Aku Choi Soobin berubah drastis selama kuliah. Ini artinya aku lebih menyukai diriku sekarang namun aku suka berada di masa SMA. Apakah diwaktu aku yang sekarang seperti ini akan mendapat perhatian dari Chaewon? Apakah dia akan meyukaiku terdahulu dibanding Sunwoo? Jika itu terjadi, bukankah kisah kami sedikit hambar.

Vapid, Chaewon mendeskripsikannya vapid.

Kim Chaewon, selama aku bersama dirinya aku berasa sebagai tokoh utama. Gadis itu protagonis kedua yang akan beradu lawan denganku. Sunwoo menjadi orang ketiga dan Lia menjadi antagonis. Aku tidak mengatakan Lia antagonis tapi dalam ceritaku, dia terlihat antagonis.

Seharusnya semasa SMA tidak ada yang menjalani hubungan serius. Meskipun sudah ada yang melansir di internet tentang jatuh cinta pertama biasanya berusia 16 tahun. Umurku 17 tahun saat itu, apakah itu termasuk cinta pertama?

Jawabannya iya, cinta tak kenal umur. Mau umur berapapun kalian jatuh cinta, yang namanya cinta tetaplah cinta. Mencintai seseorang memerlukan konsekuensi yang besar. Harus sadar suatu hari akan kehilangan dan juga dampak negatifnya.

Bagaimana bisa aku memilih gadis yang akan membesarkan bayi kami bersama disaat yang cepat setelah bertemu dengan Chaewon?

Jawabannya simple. Hanya dia gadis yang aku ingat sebagai gadisku. Kim Chaewon bagaikan tantantan paling esktrem setelah satu langkah membangun rumah tangga. Aku tak pernah pacaran karena aku terlalu sibuk mencapai tujuanku. Ketika aku memutuskan untuk berkonsekuensi bersamanya, aku bahagia.

Buku Untukmu, Soobin 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang