Bab 23 = Rumour Has It

214 46 12
                                    

Lia udah ga bisa tahan amarah lagi. Setiap mereka mau ngerjain Chaewon dan Soobin. Yang ada mereka malah bahagia satu sama lain. Satu-satunya hal yang buat mereka hancur yaitu menjual nama Soobin sendiri.

Biarlah dia dianggap brengsek yang mending disaat Soobin di masa sulit nantinya, Lia bakal jadi orang yang nemanin Soobin di saat susah maupun senang.

📓📓📓

"Chaewon buku matematika lu!" teriak Han. Cowok itu melemparkan buku ke arah Chaewon dengan gaya suriken Naruto. Bukunya malah melayang ke kepala Chaeyeon. Untungnya Chaeyeon liat dulu itu buku siapa, kalau engga pasti udah di robekin dulu.

"Liat-liat kalau lempar buku," tegasnya. Han cuma ber hahahehe. Tak lama kemudian bel berbunyi yang artinya istirahat pertama. Chaewon mengambil buku Chaeyeon yang ada di tangannya.

Kemudian Chaewon nyamperin Soobin yang lagi nyalin catatan Chaewon.

"Soobin mau makan apa? Biar aku yang beli," tanya Chaewon. Soobin menoleh sembari tersenyum melihat pacarnya itu.

"Mau nasi goreng deh, minumnya jangan lupa es jeruk ya," pintanya. Chaewon mengangguk. "Jangan lupa bayar ya," ucapnya seketika.

Soobin lanjut catatin apa yang dicatat Chaewon sedangkan Chaewon beranjak keluar dari kelas. Inisiatif dirinya sendiri dia ingin keluar tanpa ditemani. Alasannya biar makin berani dan yang kedua biar terbiasa. Lagian mau seusaha apapun Chaewon dimata mereka semua yang salah tetap dirinya.

Barusan aja Chaewon menuju kantin, dia dikerubungi oleh banyak cewe angkatannya. Bukan maksud membully tapi mereka melihatkan wajah cemas mereka dihadapan Chaewon. Gadis tokoh utama ini bingung, apa yang dicemaskan oleh dirinya? Apakah dia datang bulan?

"Eh kenapa ya?"

"Chaewon hidungnya ga kenapa-napa, Soobin memang sering pukul orang tapi ga pernah gue liat dia pukul cewe. Malah pukul pacarnya lagi." ujar Yiren si ketua cheers.

"Ha?" Chaewon ga ngerti. Bukankah mereka semua lihat kalau yang salah itu bolanya bukan Soobin. Sejak kapan Soobin pukul Chaewon. Jejak tangan yang dia letak di wajah Chaewon cuma diwaktu mereka ciuman, bukan pukulan.

"Makanya kalau pilih pacar itu ya pasti-pasti aja kaya Sunwoo. Yang modelan Sunwoo di tinggal, pantes lah jodoh mereka berdua," jelas Eunbin dari barisan belakang.

Jadi ceritanya dikerubungi cuma khawatir sekaligus di labrak.

"Jujur gue kasian sama Mashiho, dia calonin diri jadi ketua osis tapi karena teman-temannya kalian dia jadi ga punya suara lho," sambung Kim. Chaewon sudah sadari kalau dia dikerubungi cuma mau dikucilkan.

"Permisi gue mau mesan nasi goreng sama es jeruk," ucapnya pelan sembari menyempil dari rombongan mereka.

Nasi goreng dan es jeruk, paket yang sering di pesan Soobin di kantin. Lia ingat karena terakhir kali dia liat Soobin pesan itu disaat Soobin bercanda bareng dengan anggota klub debat lainnya.

"I-itu kan yang sering di pesan Soobin, Chaewon lo jadi babunya Soobin?" tanya Lia. Eunbin dan Kim tersenyum mantap setelah Lia mengucapkan kalimat serangnya ke Chaewon.

Mendengar ucapan dari Lia membuat dirinya geram. Chaewon jadi pacar Soobin bukan dijadikan babu. Hal itu terjadi karena pertama Soobin lagi sibuk catat materi dan yang kedua tangannya lagi kurang stabil. Sebagai pacar ya harus saling membantu bukan saling menyusahkan. Ingat cewe bisa diprioritaskan kalau cowonya juga memprioritaskan si cewe.

Buku Untukmu, Soobin 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang