CHAPTER 9

139 33 22
                                    

Matanya fokus pada ponselnya. Yewon tengah membaca berita yang tengah dibahas di grup sekoleganya seraya menunggu lift.

"Dor!"

Dari belakang Kai datang dan berniat mengagetkan Yewon. Namun gatot-alias gagal total, Yewon tidak kaget sedikitpun. Ia membuang arah matanya, masih merasa kesal dengan Kai akan ulah isengnya kemarin.

"Masih marah dok? Yaampun maaf deh," rayu Kai. Pintu lift terbuka dan mereka berdua masuk ke lift. "Kemarin gak ada Kak Yoongi, bercanda doang, serius."

Matanya yang tadi sibuk di ponsel melirik Kai. Ia memaafkan adik Yoongi ini. "Iya, yaudah dimaafin."

Kai tersenyum senang hingga matanya membentuk garis.

Remaja pria itu penasaran dengan apa yang Yewon baca, ia mengintip ponsel dokter itu, "Baca apaan sih dari tadi?" tanya Kai penasaran.

"Ini loh, ada pasien penyakit langka. CIPA, gila kan!" heboh Yewon menjawabnya. "kasian, cewek seumuran kamu kayaknya, udah derita penyakit kayak gini."

"CIPA apaan? Bahaya banget kah?" tanya Kai lagi.

"Mana ada penyakit yang gak berbahaya."

Yewon mendapat panggilan, Kai terdiam membiarkan dokter itu menerima panggilannya.

Sementara tangannya bergerak mencari CIPA pada ponselnya.

▶▶▶

Kai merasa sangat pengap. Dirinya menggiring tiang infus dan berniat pergi ke taman. Di lorong jalan yang berlawanan arah darinya, ia melihat gadis tengah berada pada kursi roda.

Gadis itu bergerak cepat membawa kursi rodanya seperti orang gila. Kai cukup kaget dengan tingkah gadis itu. Bagaimana kalo sampe jatuh? Kan sakit. Dengan sigap, Kai berdiri pada tengah lorong yang tumben sepi ini.

"STOP WOI." Kai merentang tangan hendak mencegat si gadis. "Berhenti gak?! Ngapain sih lu? Nanti jatuh!" Teriaknya.

Gadis yang dikuncir kuda itu melambatkan pergerakan kursi rodanya, memandang kosong seseorang yang tidak ia kenal ini.

"Who cares? Jatuh juga gak berasa sakitnya, minggir." gadis itu memaksa tangan Kai agar lepas dari kursi roda.

Hah?

"Ngomong apa sih lu? Mana ada jatuh kagak sakit!"

"Ck, Minggir!"

Kai juga ngotot tidak ingin melepaskan, ia menahan kursi roda gadis itu agar tidak bisa digerakkan. Hingga akhirnya ada satu perawat memanggil-manggil nama gadis itu.

"Yuna!" perawat Lea berhenti memegang dorongan kursi roda gadis itu dan mengatur napasnya yang tak teratur.

Yuna.

"Kamu tuh kenapa tiba-tiba ngilang? Saya kan jadi nyariin." dumel perawat Lea pada Yuna.

Sedangkan Yuna memutar matanya malas. Membuat Kai memandang tidak suka, dasar gak sopan. Pikirnya.

"Kai juga kenapa disini?" tanya perawat itu.

"Saya cuman mau ke taman. Terus ketemu dia dari ujung sana, jalanin kursi rodanya cepet banget." jawab Kai. Pasien pria itu mendecih, "aneh masa dia bilang jatuh gak sakit, katanya dia gabakal ngerasa sakit." sindir Kai kepada Yuna atas klaimnya yang tidak masuk akal.

Perawat Lea buru-buru memberi tanda bisu agar Kai berhenti menyindir Yuna. "Dia pasien CIPA." ucap perawat Lea tanpa suara.

Seketika Kai mengunci mulutnya. Dan menggiring infusnya menepi agar mereka bisa lewat. Yuna kebingungan hanya menolehkan wajah ke Kai, kenapa orang itu tiba-tiba diam tidak lagi menyindirnya.

a reason she love him. (kim yewon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang