CHAPTER 16

133 35 16
                                    

Beberapa hari kembali berlalu normal, namun tidak bagi Yewon. Ia terus memikirkan apa makna dari ucapan Yoongi yang mengatakan bahwa ia dan kakaknya mengganggu.

Ada dua kemungkinan yang lewat diotak Yewon. Pertama, Yoongi benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran kakaknya. Kedua, ia cemburu. Eh, jika balik lagi ke fakta. Yang kedua tidak mungkin.

Yoongi tidak menyukinya. Yewon bersikap sok tahu.

"Yewon, bisa bantu operasi saya malam ini?" tanya Dokter Wooyoung yang tiba-tiba masuk ke ruang istirahat dokter.

Yewon segera berdiri dan mengecek ponselnya, melihat jadwalnya yang bentrok, "maaf dok, saya harus bantu Dokter Juna nanti malam. Sanha kayaknya luang nanti malam." tawar Yewon. "Mau saya hubungi?"

"Boleh. Thank you, ya won." lalu Wooyoung keluar dari ruangan.

Yewon lalu keluar dari ruangan dan ke kantin untuk makan, dia melihat satu meja kosong, Yewon duduk disana dan makan.

Sambil memakan makanannya, Yewon masih berusaha menelpon Sanha. Yewon berdecak karena Sanha sulit dihubungi.

"Hai, cantik!" panjang umur akhirnya yang dicari datang juga.

Sanha ikut duduk di depan Yewon dan memakan makan siangnya.

"Lu dicariin Dokter Wooyoung, dia minta lu jadi asisten dia malem ini." ucapnya dan mengambil satu lauk milik Sanha.

Sanha berdesis, "makan punya lu aja sih!" kesalnya. "nanti gua kabarin Dokter Wooyoung, makasih udah kasih tau."

"Yoi."

"Oh iya," tiba-tiba Sanha berbicara ketika mengunyah makanannya, "lu udah dengar?"

"Apa..?"

"Tentang donor."

"APA?"

---

"Pak Yoongi!" dari ujung lorong Yewon berlari menuju rooftop. Ia meminta bertemu dengan Yoongi di atap gedung rumah sakit.

Yewon berlari secepat mungkin sampai-sampai hampir terjatuh di depan Yoongi, namun untung pria itu menangkap Yewon dengan sigap.

"Kenapa lari, sih?" tanya Yoongi dengan tangan yang masih di bahu Yewon.

Dokter itu terlihat tersenyum senang ditengah napasnya yang masih terengah, Yewon diam sesaat untuk mebgatur napasnya kemudian bicara.

"Kai! Kita punya donor untuk Kai!" ucapnya memberitahu dengan semangat.

Yoongi menatapi Yewon karena tidak bisa berkata-kata. Ia sungguh merasa lemas ketika sudah tau ada donor untuk sang adik. "Bisa ulangi?"

"Rumah sakit kita dapat donor! Kai bisa segera operasi!" Ujarnya lantang seraya mengguncang bahu Yoongi tidak begitu keras— hanya menyalurkan rasa senangnya.

Detik setelah ucapan Yewon. Pria itu segera memeluknya tanpa kata. Jujur sekujur tubuhnya tiba-tiba lemas maka dari itu ia mengeratkan pelukannya pada sang dokter.

M-E-M-B-E-K-U

Jika ini sebuah film, akan ada animasi tubuh Yewon yang jadi batu es dengan suara 'kretek'. Menandakan wanita ini membeku akan tindakan Yoongi yang membuatnya jedag-jedug gak karuan.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Darahnya berdesir. Pipinya memerah. Bibirnya tidak bisa berkata-kata. Perlakuan Yoongi terhadapnya ini sungguh membuatnya berdebar.

Dapat ia rasakan satu tangan Yoongi memeluk erat pinggangnya, dan satu tangan lainnya memeluk seraya mengelus pelan rambut Yewon. Hembusan napas tak teratur seakan ingin menangis terdengar jelas— tidak, tepatnya Yoongi memang menangis.

a reason she love him. (kim yewon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang