Saat diberi tahu kalau Jennie subuh tadi pulang, sorenya Taeyong menyusul. Ia sungguh tidak enak hati dengan Jennie, seharusnya ia tidak boleh seperti itu. Kemarin ia kalut saat mendapati jennie yang sedang memegang sebuah foto.
Begitu sampai di tujuan, Taeyong tidak pulang ke kost. Ia langsung mendatangi kost Jennie untuk menjelaskan semuanya.
Bahkan untuk makan saja Taeyong tidak nafsu karna terus terusan memikirkan Jennie.
Untung saja Taeyong tidak membawa terlalu banyak barang bawaan, ia hanya membawa tas ransel yang isinya juga tidak terlalu banyak.
Pintu kamar kost Jennie ia ketuk, lampunya masih menyala berarti orangnya belum tidur.
Setelah ketukan ke 3 pintunya terbuka, Jennie muncul dengan mengenakan apron berwarna pink. Taeyong tebak pasti sedang memasak.
Taeyong sungguh tidak habis pikir dengan Jennie, bahkan raut wajah Jennie saja seperti tidak menunjukan kalau mereka sedang tidak dalam keadaan yang baik. Perempuanya ini tersenyum begitu melihat dirinya berdiri didepanya.
"Gak pulang ke kost kamu?" tanya Jennie pada Taeyong.
Taeyong menggelengkan kepalanya, "Aku gak disuruh masuk ceritanya?"
Jennie tersenyum tipis mendapati pertanyaan Taeyong yang menurutnya ini sudah terlalu basi, padahal juga kalau setiap main kesini Taeyong asal langsung masuk kedalam kamar kost Jennie.
Kalau dipikir pikir Jennie sebenarnya masih mengingat foto Taeyong dengan wanita itu, ia ingin menanyakan hal itu pada Taeyong tapi takut kalau Taeyong moodnya berubah.
Jennie melanjutkan sesi memasak kentang baladonya, "Aku lanjut masak dulu ya, kamu kalo mau mandi pake air anget aku masakin air."
Taeyong menatap Jennie yang masih mengaduk kentang baladonya, hatinya terasa hangat begitu Jennie menawarkan dirinya sendiri untuk memasakan air untuknya. Taeyong seharusnya membuang jauh jauh pikiranya pada Chungha, karna disisinya ada seorang wanita yang masih mau peduli padanya padahal kemarin malam ia sedikit acuh pada Jennie.
Taeyong menaruh tasnya di sisi meja kecil, melepas hoodie dan topinya menyisakan kaos hitam polosnya.
Melihat Jennie sedang masak dengan rambutnya yang hanya dijepit asal membuat Taeyong tersenyum saat melihatnya.
Taeyong menghampiri Jennie kemudian memeluknya dari belakang, menaruh dagunya dibahu Jennie. Menghirup aroma wangi tubuh Jennie yang menguar, rasanya sudah lama Taeyong tidak seperti ini.
Jennie sedikit kaget dengan apa yang dilakukan Taeyong, karna jarang sekali pria itu melakukan hal hal seperti ini padanya. Sedikit romantis menurut Jennie mengingat Taeyong ini tidak ada romantisnya sama sekali.
"Aku lagi masak loh, nanti gak konsen masaknya kalo kamu begini."
Taeyong masih sama dengan posisinya, bedanya kali ini ia sesekali mencium pipi Jennie dan lehernya yang mana itu malah membuat Jennie merasa geli.
"Aku masakin air ya biar kamu mandi pake air anget aja, udah malem soalnya."
Taeyong mengangguk menuruti semua ucapan Jennie, bodoh kalau Taeyong menyia - nyiakan yang seperti ini.
"Makan dulu aja sambil nunggu airnya mendidih." pas sekali dengan Jennie yang sudah selesai memasaknya.
Melihat Taeyong yang sepertinya kelelahan akhirnya Jennie inisiatif untuk mengambilkan sepiring nasi dan lauknya yaitu kentang balado, tidak lupa juga segelas air putih.
Jennie ingin sekali menanyakan soal Chungha, tapi nanti saja. Apalagi Taeyong terlihat lelah, Jennie jadi tidak tega.
Ia merasa kalau nanti saat mereka berdua membina rumah tangga, Jennie akan seperti ini setiap Taeyong pulang dari kantor. Disambut hangat oleh Jennie, memeluknya untuk melepas semua penat, disiapkan makan dan minum, kemudian tidur berdua, apalagi kalau bersama si kecil nanti.