jangan bosen, part ini panjang :')
oiya aku mau ngasih tau juga, kalau ada kesalahan disini atau urutan prosesi pernikahan yang salah komen aja gapapa kasih tau aja ya, aku juga kurang paham banget sebenernya :')
enjoy!
1 minggu telah berlalu, kini Taeyong sudah tidak tinggal di kost Prima lagi. Pria itu sudah memboyong keluarganya dan beberapa sanak saudaranya yang ada di Semarang, untuk tinggal dirumahnya yang berada di jakarta untuk sementara waktu.
Bukan rumah yang Taeyong baru beli, tapi rumah kedua orang tua Taeyong yang pernah tinggal beberapa tahun di Jakarta sebelum akhirnya menetap di Semarang.
Kedua belah pihak keluarga sudah mantap untuk melangsungkan acara pernikahan di kediaman rumah mempelai wanita, Upacara pernikahan dilakukan dengan menggunakan adat Jawa tengah yang mana cukup memakan waktu.
Jennie sebagai mempelai wanita harus menjaga kesehatan fisiknya untuk keberlangsungan prosesi acara pernikahanya dengan Taeyong.
Di bagian depan sudah dipasang tratag dan tarub, yaitu memasang dekorasi tenda yang disebut tratag dan hiasan janur / daun kelapa muda yang disebut tarub. Di pasang di pintu masuk dan menjadi pertanda bahwa keluarga sedang mengadakan acara hajatan mantu.
Padahal acara intinya masih besok tapi entah kenapa Jennie merasa gugup dan takut untuk besok.
Di halaman rumah, di pasang tuwuhan, ini adalah harapan terhadap kedua pasangan suami istri agar cepat di karuniai momongan.
Pukul 9 pagi di kediaman orang tua Jennie diadakan acara pengajian, lantunan shalawat dan Asmaul Husna membuat Jennie tidak dapat membendung air matanya. Apalagi saat Jennie meminta izin pada kedua orang tuanya untuk menikah.
Setelah shalawat dilanjut dengan mendengarkan tausiah dari ustadzah, yang isinya berhubungan dengan kesiapan lahir batin menuju fase yang baru, atau jenjang yang lebih serius lagi agar menjadi keluarga yang sakinah, mawadah waromah.
Jennie merasa seperti baru kemarin dirinya masih bermain masak-masakan, keliling komplek naik sepeda dengan Lisa dan hal seru lainya. Tidak pernah membayangkan kalau dirinya sekarang sedang duduk khidmat mendengarkan tausiah yang isinya tentang pernikahan.
Diusapnya air mata yang mengalir di pipinya, ia akan memasuki fase baru bersama Taeyong nanti. Tidak pernah terbayangkan hari ini akan tiba.
Wonpil menyikut lengan Jennie pelan, mencegahnya supaya terlalu larut dalam tangisnya karna hidung Jennie sudah mulai memerah.
Jennie melirik Wonpil, "Apaansih." ucapnya yang terkesan bisik bisik.
"Udahan nangisnya, abis ini lo lanjut siraman." Wonpil sedikit membenarkan peci putihnya yang sedikit kekecilan di kepalanya.
Setelah selesai acara pengajian, di jam 1 siangnya dilanjut acara Siraman yang mana keluarga yang akan melakukan siraman pada Jennie atau sang pengantin. Nantinya akan ada 7 orang yang melakukan siraman dan orang tersebut harus yang sudah menikah, lalu dilanjut oleh Ayah dari mempelai wanita melakukan siraman terakhir pada Jennie. Setelah selesai dilanjut menggendong Jennie menuju kamar pengantin.
Di dalam kamar badan Jennie rasanya lengket sekali ingin cepat-cepat mandi tapi tidak boleh, padahal dirinya tidak betah saat badanya bau air kembang proses siraman tadi.