Hari-hari berlalu terasa kian cepat. Tidak terasa sudah memasukki penghujung minggu. Siang ini Lana baru saja selesai mengerjakan tugas rumah sekaligus tugas sekolahnya untuk hari Senin.
Gadis itu akhirnya keluar dari kamar dan turun menuju ruang tamu. Dilihatnya kedua kakak dan ibunya itu sedang menonton televisi sambil menyantap pisang goreng di atas meja.
"Ih, kok aku ngga dibagi?"
Lana ikut duduk di sebelah Jingga. Gadis itu mengambil satu pisang goreng lalu memasukkannya ke dalam mulut.
"Pasti buatan Bunda." Lana menatap Zahra dengan semangat.
"Bukan, itu yang bikin Moza. Gimana? Enak ya?" Zahra terkekeh.
"Loh serius? Kok bisa sih mirip sama buatan Bunda?" ucap Lana.
"Bisa lah. Kan resepnya dari Bunda. Gue tinggal bikin."
"Ajarin Jingga juga dong, Bun. Biar bisa pamer sama Bella."
"Iya, iya. Nanti Bunda ajarin ya, anak-anak cantiknya Bunda." Zahra tertawa simpul.
"Oh iya, Nda. Lana mau ijin keluar malam ini. Temennya Lana ada acara makan malam. Boleh Lana ikut?"
Zahra mengernyit. "Di restoran?"
"Bukan, Nda. Tapi di rumahnya."
"Oh, kalo di rumah Ara sih boleh. Asal jangan nambah ya makannya, malu loh." Gurau Zahra.
"Bukan Ara, Nda... temen aku ini papanya baru sembuh, belum lama pulang dari rumah sakit juga. Jadi dia ngundang aku makan malem, kayak syukuran gitu."
"Oh gitu. Terus siapa dong?"
"Namanya Dimitri, Nda."
"Oh gue tau! Yang waktu itu nyamperin Lana ke rumah, kan?!" seru Jingga.
"Temen lo yang nganter pulang itu ya? Ganteng deh orangnya, Na." Tambah Moza.
"Kok kalian udah pada tau sih? Bunda aja ngga tau nih." Ucap Zahra. "Nanti kamu naik apa?"
"Katanya sih dia jemput, Nda. Tapi aku bilang aku tanya dulu ke Bunda. Boleh atau engga."
Zahra bergumam sebentar. "Eumm, boleh sih. Tapi janji ya jangan pulang kemaleman? Gak boleh ngerepotin orang lain. Yang paling penting, harus bisa jaga diri. Oke?"
"Iya, Nda. Lana janji."
***
"Dim, tolong ambilin Mama kecap ikan yang di dalem lemari itu ya,"
Dimitri yang masih fokus pada permainan battle royale di ponselnya itu terpaksa menuruti permintaan Tania—ibunya. Laki-laki tinggi itu mencari-cari kecap botol sambil memainkan ponselnya dengan satu tangan.
"Nih," Dimitri menyodorkan satu botol kecap ikan pada Tania.
Wanita paruh baya itu tersenyum. "Tolong sekalian siapin piringnya ya? Ini udah mau mateng,"
Dengan sigap Dimitri langsung mengantongi ponselnya dan beralih ke urusan dapur. Cowok itu mengambil potongan tomat yang sudah ibunya siapkan, lalu menatanya di atas piring. Memang tidak disusun cantik, tapi dijejerkan agar terlihat rapi. Tipe Dimitri sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Kim Doyoung
Fanfic[update setiap hari minggu] Semenjak insiden kecelakaan pesawat itu, hari-hari Lana tidak seindah yang gadis polos itu harapkan. Lana terpaksa harus sekolah di tanah kelahirannya, Indonesia-yang kemudian membawanya bertemu sosok Sagara Dimitrio. Co...