Sudah tiga hari semenjak kepulangan mereka dari acara kemah tahunan yang berakhir dengan singkat. Pagi-pagi sekali, motor Dimitri sudah teronggok manis di depan rumah Haikal dan Haidar, sementara pemiliknya itu asik bermain PlayStation di dalam rumah.
"Aus euy. Kal, jajanin dong. Ga enak nih kalo main ga ada cemilannya. Sekalian beliin es cincau." Ujar Haidar.
Haikal mengerucutkan bibir, "kau pikir kau oke?"
"Gue aduin Ara ya kalo kemaren lo ketemuan sama Yeri! Mantan lo kan itu?"
Haikal mendengus sebal. "Sialan! Ga enak banget sih jadi cowok cakep, udah disuruh-suruh, diancem segala."
"Siapa suruh jalan sama mantan, jingan." Sambung Haidar.
"Ya lo ga tau aja kalo Yeri buka arisan. Gue disuruh ikut, ya gue kan ngga bisa nolak."
Dimitri yang tadinya fokus pada layar televisi itu kelepasan tertawa begitu mendengar Haikal ikut arisan.
"Dih kenapa lo ketawa, cowok kan juga bisa ikut arisan."
"Ya tapi nggak sama Yeri juga kali, masa baru jadian udah mau balikan sama mantan." Celetuk Haidar.
"Yang bilang mau balikan siapa anjir. Cape gue ngomong sama lu, Dar. Siniin dah duitnya,"
"Nih, kembaliannya balikin. Awas lo pake buat nyetor arisan."
"Iya bawel,"
Setelahnya Haikal melenggang keluar dengan wajah cemberut. Haidar lantas menyenggol lengan Dimitri, "emang paling enak punya kembaran ngerangkap babu. Lo tau sendiri Ara orangnya ngga cemburuan. Haikal juga nggak mungkin balikan, tapi mau aja dibego-begoin."
Dimitri mengangguk. Cowok itu meletakkan stick PS di lantai, kemudian beralih pada Haidar. "Dar,"
Haidar menyenderkan tubuhnya di sofa, lantas mengangkat kedua alisnya pada Dimitri seraya meneguk segelas air putih.
"I start to feel something weird." Ujar Dimitri.
"Maksud lo?"
"Alana."
Haidar spontan tersedak hingga batuk-batuk mendengar ucapan Dimitri. "Hah?! Kenapa Alana?"
"I'm not sure. Semenjak gua berantem sama Gibran, gua ngerasa aneh aja. Kayak-"
"Lo suka sama Lana?" sambar Haidar.
Dimitri menghela napas panjang, "ngga tau."
"Ya bagus sih kalo lo suka sama dia. Selama ini lo ngga pernah punya pacar kan? Hidup lo hambar banget,"
"Apa bedanya sama lo yang diputusin Ryuni pas SMP?"
"Ya seenggaknya gue pernah ngerasain, Dim."
"Sekarang apa?"
"Gue dukung lo kok. Gue tau sekali lo ngomong gini, artinya lo bener-bener jatuh cinta sama dia. Tapi gue ngga yakin Lana bisa suka sama lo dalam waktu singkat. You know what I mean, right?"
Perkataan Haidar barusan membuat pandangan Dimitri kosong. "Gue tau Lana anaknya baik. Dia cuma butuh waktu aja. Jagain dia ya, Dim. Jangan pernah buat Lana kecewa," Tambah Haidar.
"Hai cowok-cowok ganteng. Babu kembali!" Haikal masuk dengan dua plastik minimarket di tangannya. Cowok itu mengelap keringat di dahinya, lantas menaruh plastik belanjaan itu di meja.
"Panas banget ya ampun, belang deh kulit bidadari,"
"Lah, daritadi baru sampe sini mainnya?" tanya Haikal seraya mengambil posisi duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Kim Doyoung
Fiksi Penggemar[update setiap hari minggu] Semenjak insiden kecelakaan pesawat itu, hari-hari Lana tidak seindah yang gadis polos itu harapkan. Lana terpaksa harus sekolah di tanah kelahirannya, Indonesia-yang kemudian membawanya bertemu sosok Sagara Dimitrio. Co...