0 • Prolog

679 62 7
                                    

Ketika kamu baca ini, tolong jangan lupa bahwa semesta pernah memberi kita cerita sederhana. Cerita singkat yang akhirnya berakhir dengan indah. Iya, indah. Seindah kamu, kan? Maaf kalau cerita yang dibuat semesta untuk kita hanya bisa sampai di sini. Aku akan senang jika kamu kembali dikisahkan semesta—untuk kedua kalinya, walau aku tidak dapat peran di dalamnya. Aku harap ceritamu kali ini menjadi cerita panjang, yang abadi nan bahagia. Terimakasih pernah menjadi bagian paling indah dariku, Alana.

Salam hangat,
Jeviar.

Air mata gadis itu jatuh lagi membasahi kedua pipinya. Ada rasa sesak tiap kali dia membaca surat itu. Seorang laki-laki muncul dari balkon kamar, kemudian duduk mendampingi gadisnya yang masih sesenggukan.

"Jangan sedih lagi," ujarnya berusaha menenangkan.

Lana menengadah, menyeka air matanya. "Aku harap dia bahagia di sana," ucapnya sembari mengulas senyum.

Laki-laki itu membalas senyuman gadisnya, lantas menenggelamkan Lana ke dalam pelukannya. "dia pasti bahagia, Na."

Sejenak, Lana merasa sudah kembali pulang. Pulang ke rumahnya yang paling nyaman. Berbicara tentang kedua laki-laki itu, Lana dibuat teringat kembali akan kenangan-kenangan miliknya yang dilukis takdir.

Senyumannya merekah di wajah. Untuk sekali lagi, Lana ingin bercerita. Ini bukan kisah tentang kehilangan. Tapi tentang bagaimana caranya merelakan.

Trailer Metanoia

METANOIA | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang