Berbagai wahana sudah mereka naiki. Mulai dari yang ekstrem, sampai wahana yang sebetulnya untuk anak-anak. Begitu hari berganti malam, suasana jadi semakin dingin. Tapi tak membuat orang-orang disana kehilangan antusias mereka. Setelah makan malam disana, Haikal mengajak mereka untuk naik Bianglala. Cowok itu sudah menyiapkan sesuatu untuk Ara ketika di atas sana.
Dimitri kembali mengenakan hoodienya sebelum mereka naik ke wahana terakhir itu. Antreannya begitu panjang, butuh setengah jam sampai akhirnya tiba giliran mereka. Seperti biasa, Lana, Haidar, dan Dimitri akhirnya terpaksa naik bertiga.
Bianglala mulai berputar perlahan-lahan, menampilkan suasana Dufan yang indah ketika dihiasi lampu di malam hari. Haikal melirik Ara yang duduk di depannya. Gadis itu tengah sibuk memperhatikan pemandangan sampai akhirnya Haikal mengajaknya berbicara.
"Ra,"
Ara menoleh, "hm?"
Jantung Haikal berdebar lebih cepat dari biasanya. Hatinya berdesir, cowok itu sedikit gugup. Ia mengusap hidungnya terlebih dulu dan kembali berucap.
"Gue mungkin nggak seromantis cowok-cowok lain, gue nggak seperhatian Haidar, atau seganteng dan semenarik Dimitri. Gue mungkin keliatan bobrok banget di mata lo. Malam ini gue nggak nyiapin sesuatu yang mewah. Tapi buat ngomong ini ke lo, udah gue siapin dari semingu yang lalu."
"Jujur, selama ini gue suka sama lo, Ra. Dan harusnya lo udah tau perasaan gue. Will you be my girlfriend, Bianca Akira?"
Ara tak dapat berkata-kata. Gadis itu mematung setelah Haikal selesai berucap. Ia tak menyangka Haikal berhasil membuatnya bungkam dengan detak jantung tak normal. Ara akan gila.
"Ra?" panggil Haikal.
"Lo tau jawaban gue, Kal."
"Is that a yes?"
Ara mengangguk, membuat Haikal menghela napas lega. Cowok itu tak kuasa tersenyum sambil menatap Ara dengan bahagia. Pun Ara tak bisa merasa lebih bahagia dari hari ini.
Di sisi lain, Haidar, Dimitri, dan Alana hanya berbincang-bincang ringan mengenai hari ini. Suara Haidar mendominasi suasana malam yang cukup dingin. Lana mengusap-usap kedua tangannya, sedikit kedinginan ketika Bianglalanya sudah berada di atas. Dimitri melirik gadis itu sekilas, lantas kembali melepas hoodienya dan memberikan itu ke Lana.
"Pake kalo lo kedinginan,"
"Eh, nggak usah. Nanti kalo turun kan panas lagi." Lana menolak.
"Pake aja, Na. Dari tadi kayaknya lo kedinginan. Nanti masuk angin loh," bujuk Haidar.
Lana meraih hoodie kebesaran milik Dimitri. Akhirnya gadis itu memakainya, membuat Haidar terkekeh karena gemas. Setelah beberapa menit, bianglala mereka kembali ke bawah. Begitu turun, Ara menghampiri Lana, lantas berbisik padanya dengan antusias, "Haikal nembak gue, Na!"
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Kim Doyoung
Fiksi Penggemar[update setiap hari minggu] Semenjak insiden kecelakaan pesawat itu, hari-hari Lana tidak seindah yang gadis polos itu harapkan. Lana terpaksa harus sekolah di tanah kelahirannya, Indonesia-yang kemudian membawanya bertemu sosok Sagara Dimitrio. Co...