19

538 79 18
                                    

















- VOTE DULU SEBELUM BACA!! -



















Hari ini Dira tidak masuk sekolah, sakit akibat dari kegiatan hujan-hujanannya kemarin malam.

  Hanya dapat berbaring di kamar bosan. Badannya lemas, ditambah ia tak memiliki nafsu untuk makan. Apakah ini akhirnya? Akhir dari kisah cinta dari istiqlal dan katederal.

Kejadian semalam terus berputar di kepala Dira. Ia tak pernah menyangka jikalau ia akan menjadi orang pertama yang mengucapkan kalimat pisah di antara mereka. Namun percayalah, ini semua ia lakukan demi kebaikan mereka berdua. Hanya berharap jika rasa sakit ini hanya akan berjalan sementara saja.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar tersebut membuat lamunan Dira seketika buyar.

"Ra......bang Jeno masuk ya!" Pria itu perlahan membuka pintu kamar milik sang adik, kemudian berjalan kearah Dira sembari membawa nampan dengan mangkuk bubur di atasnya.

"Makan dulu nih," Jeno menaruh nampan itu di meja dekat samping tempat tidur gadis itu.

Dira sama sekali tak menjawab. Ia sudah bilang kan jikalau dirinya tidak memiliki nafsu makan, dan itu membuat badannya menjadi lemas. Terbukti sekarang, untuk berbicara saja iya terlihat seperti sudah tak mampu.

Melihat itu, Jeno hanya bisa menghela nafas. Adiknya benar-benar tak makan dari kemarin malam dan hari ini sudah hampir menjelang sore.

"Ra, kalo kamu nggak makan kamu malah tambah sakit." Ucap Jeno kemudian mengambil bubur yang tadi ia letakan di meja samping tempat tidur itu, "bang Jeno suapin aja ya," kemudian Jeno mengarahkan sendok makan bubur itu ke arah mulut sang adik.

  Mau tak mau Dira membuka mulutnya karena ia tidak memiliki pilihan lain. Mark, lelaki itu terus saja mengisi pikiran dirinya. Dia......sekarang Mark sedang apa?




















   Hari ini Dira kembali bersekolah, walaupun dirinya belum dikatakan sembuh dengan sempurna. Badannya masih rada lemas tetapi ia tetap kekeuh untuk bersekolah karena katanya takut untuk ketinggalan banyak pelajaran. Padahal ia hanya bosan berbaring sepanjang haru di kasur kamarnya.

Oh ya, kemarin Jaemin juga datang menjenguknya dirumah. Masih dengan seragam sekolah lengkap, menandakan ia langsung menuju kediaman Dira setelah pulang dari sekolah. Ia memberitahu Dira fakta yang ia dapat tentang Mina. Fakta tentang Kang Mina yang mengidap Leukimia stadium akhir. Namun, bukan ekspresi terkejut yang Jaemin dapat. Melainkan ekspresi bersalah Dira.

"Eh Ra, kok kemarin gamasuk? Mana keterangan lo sakit lagi. Gue kan jadi khawatir," ujar Yuna pada Dira.

"Gapapa kok Yun. Kemarin lusa gue cuma kehujanan doang pas mau pulang dari toko buku. Eh taunya demem," bohong Dira.

"Lagian sapa suruh lu mandi hujan. Kek anak kecil ae loh si anjir, hahahaha,"

"Mandi hujan your head, kehujanan bukan mandi hujan. Dahlah Yun, pala gue tiba-tiba jadi pusing lagi gara-gara ngomong sama lu," kemudian Dira mengeluarkan buku pelajaran jam pertama hari ini dari dalam tasnya.

Yuna mendekatkan dirinya ke arah Dira, "eh Ra, tadi gue liat Mark tuh kan. Tapi kok mukanya keliatan pucet gitu, Ra. Lu ngerti ga sih? Kek kurang tidur gitu loh," ucap Yuna berbisik ke Dira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can We Together? - Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang