13

957 196 52
                                    

———————————————————

"Bintang tuh ada banyak, tapi disini cuma ada satu bintang. Itu loh, yang di sebelah pojok kiri. Jangan lupa di tap ya🤗"

———————————————————

















Happy Reading!!

















  Setelah melihat Mark yang bersama Mina di kantin, Dira menjadi tidak bersemangat siang ini. Sedari tadi ia hanya memainkan handphone yang ia letakkan di atas meja dengan jari telunjuknya, masih berharap agar Mark mengirimkan balasan atas pesan yang ia kirimkan.

   Dira berusaha untuk berfikir positif, tetapi itu semua terlalu jelas baginya. Mark yang bersama dengan Mina, bukankah itu hal yang aneh? Atau jangan-jangan,

   Ia menggelengkan kepalanya, menangkis semua dugaan yang tidak-tidak. Terlalu ambigu untuk memikirkan hal itu sekarang. Mungkin itu hanya pertemuan biasa. Mark tak mungkin menghianati dirinya, Dira yakin itu.

***

   Bel jam pelajaran terakhir telah berbunyi, menandakan para pelajar di sekolah itu boleh meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

   Tersisa hanya beberapa orang yang berada di kelas itu, termasuk Dira. Mereka masih membereskan alat-alat yang di gunakan pada kegiatan belajar mengajar tadi.

"Ra, gue duluan ya. Ada urusan mendadak."ucap Yuna kemudian berlari keluar dari ruangan kelas itu.

   Dira melihat ke arah Yuna yang berlari kemudian melanjutkan aktivitas mengemas alat berlajarnya, menyandang ransel dan keluar dari kelas itu menuju gerbang sekolah.

   Masih banyak anak yang menunggu jemputan di luar sini layaknya Dira yang menunggu Jeno menjemputnya.

"Udah naik aja, gue yang anterin lu pulang."

   Dira mengerutkan keningnya kemudian memalingkan pandangannya dari smartphone miliknya menuju arah sumber suara. Suara itu familiar di telinganya. Itu suaranya Mark, namun kali ini suara itu bukan di tujukan untuknnya. Suara itu di tujukan untuk seorang gadis seumurannya yang menunggu jemputan juga di sebrang sana.

"Tapi--"

"Udah buruan naik, cepetan." Potong Mark, memberikan pelindung kepala itu kepada Mina.

   Disisi lain, Dira merasa matanya mulai memanas. Pikirannya sudah tak lagi jernih. Mark sama sekali tak mengirimi balasan dari pesan yang ia kirimkan dan ia malah berdua bersama gadis lain. Lebih tepatnya mantan kekasih tercintanya itu.

#TIT!!!

"ASTAGFIRULLAH!" Dira terpelanjat saat bunyi klakson sebuah motor berbunyi kencang di depannya.

"Cie......kaget." Pemilik motor itu menyerinyit.

"NANA ISH!!!"

"Aduh, aduh, mangap-mangap ra mangap." Rintih Jaemin yang sedang di pukuli Dira.

"Bodok ih, kesel gua." Dira mengalihkan pandangannya ke arah lain sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada.

Jaemin mengambil helm yang ia gantung di gantungan depan motornya, "Buruan naek, mo pulang nggak?" Ucapnya sembari memberi helm itu ke Dira.

"Nggak! Gue di jemput bang Jeno!" Tolak Dira masih kesal dengan Jaemin.

"Beneran nggak mau?" Tawar Jaemin lagi.

Can We Together? - Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang