Chapter 15~

909 69 83
                                    

Hening.

Kata yang tepat untuk menggambarkan situasi di ruang guru tersebut

"Jawab!" Teriak guru meminta pertanggung jawaban dari ketiga murid

"Gimana mo jawab ibunya aja selalu motong omongan kami.." Ucap Hali perlahan

"Hali" Ucap guru

"Tapi Bu Guru emang gitu" Ucap Hali lagi

"Yayaya terserah kamu lah. Yaya" Si guru nyerah menghadapi Hali yg bandel

"Y-ya bu?" Jawab Yaya gugup

"Bisa kamu jelaskan kenapa kamu buat gitu sama Gempa" Bu guru

"Kan cuma prank bu..." Jawab Yaya dengan nada perlahan

"Your head prank!!" Terlak Gempa

"Selu bambank" Bu guru dengan sedikit latahnya menjawab

"Tadi Aja Lu hampir bunuh gua Anjer!!!" Terlak Gempa lagi

"Untung Aja Hali dateng" Sambungnya

"Oh" Respon Bu Guru yang sangat biasa itu membuat tiga ekor murid itu ngamuk

"Kek gitu Aja respon ibuk!" Gempa

"Guru gada akhlak!" Hali

"Bomat lah Kuy Hali kita keluar!" Yaya

"Woi ngajak gua ga!?" Gempa

"Kagak" Yaya

"Hei!" Guru itu tiba tiba memanggil mereka

"Apa?!" Hali

"Yee geer orang ibu pen nyanyi, Hei Sayangku hari ini aku syantik syantik bagai bidadari~"

"Sumpah pen gua pecat ni orang" Pala sekolah

"Allahuakbar monyed!" Bertiga

"Sejak kapan ibu disini?" Gempa

"Sejak Corona ilang" Jawab Kepala sekolah

"Tapi kan Corona blom ilang" Tanya Gempa

"Klo gitu ibu pergi dulu ntar ibu dateng lagi PAS Corona ilang:v" Kata kepala sekolah sebelum ngacir ke segitiga Bermuda

"Gada akhlak semua ni guru" Bertiga lagi

Thor:Kok bisa kompak sih suara hati kelen?!
Gempa:hanya Ilahi yg tahu



Awokwokwokwok
Eh! Bdw sori gez lama gk up

Hali:Perasaan gua minta maap Trus Lu
Thor:sebagai author yg baik saia selalu minta maap kepada Reader sekalian agar memaapkan saia
Gempa:bicit

To Be Continued

Tetaplah Bersamaku {HaliGem}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang