Again?

71 9 33
                                    

Byeol udah nulis slowburn lho ya di depan. Yang artinya, ini adalah cerita dengan slow development. Build up-nya lambat. Tapi kayaknya ga selambat itu kalo ngikutin timing author 'Compass' yang satunya hehe.

One thing for sure, expect some bickering here and there.

Selamat menikmati ketubiran day to day bersama Deby, karena kata Deby, no gelud no lyfe 😉

Oiya, slight trigger warning soalnya menyebut self-harm. But no more than that ❤️

Met baca!

°°°

Hari ini Deby berangkat ke kelasnya yang pertama dengan santai. Dia nggak harus siap-siap dari pagi karena kelasnya dimulai jam 9, dan nggak ada kuis yang mendadak dia lupakan seperti kemarin. Dosennya hanya ingin tatap muka untuk pengumpulan tugas saja, setelah itu beliau ada seminar di luar kota dan meninggalkan kelas dengan tugas.

Dengan tugas.

Tapi dasar mahasiswa nggak jauh beda dengan anak SMA waktu jam kosong, yang ada mereka malah cuma diskusi (tanpa benar-benar mengerjakan tugas) dan keluar kelas lebih awal dari jadwal yang seharusnya.

"Anjir gue masih ngantuk aja," Deby menguap sambil menggelengkan kepalanya cepat.

Bambam mendongak sekilas dari kegiatannya menyalin catatan hasil diskusi tugas mereka. Lagi rajin. Beda dengan Deby yang hanya menulisnya di notes hp dan mengambil foto catatan temannya.

"Lo kapan sih ga ngantuk?" sahut cowok itu.

Gadis berkacamata yang kali ini membiarkan rambutnya tergerai itu hanya melirik sekilas tanpa merubah posisinya yang bersandar nyaman di kursi. Kalau hari ini ada kelas mungkin Deby udah bersiap menuju alam mimpi sekarang.

"Sit properly, young lady. Don't slouch! Rusak tulang belakang lo ntar." Jane, teman sekelasnya yang terobsesi dengan proper posture di segala macam posisi itu memukulnya dengan gulungan kopian materi yang tadi diberikan dosen.

"Iyee Nona Model yang sehari-hari kudu lurus posturnya," balas Deby. Tapi dia nggak merubah posisi sama sekali. Jane berdecak sebal.

Tiba-tiba Deby meluruskan posisi duduknya saat ingat sesuatu. Tadi anak-anak di chat grup bilang mau ketemuan buat bahas lagu-lagu untuk calon album kompilasi mereka. Deby sendiri belum menyelesaikan bagiannya dalam aransemen lagu milik bandnya. Menilik jam yang menunjukkan pukul 9.44, cewek itu bangkit dari kursi yang dia duduki.

"Deb, tangan lo kenapa?" tanya seorang teman ceweknya saat Deby meregangkan tangan ke atas. Lengan hoodienya yang agak kebesaran melorot dan memperlihatkan plester luka warna putih yang tersemat di bagian dalam pergelangan tangan kirinya.

Beberapa anak yang masih tersisa di kelas langsung menengok ke arah Deby begitu mendengar suara Mina. Belum sempat Deby menjawabnya, kali ini dia berjengit saat Jane memutar badannya dengan mencengkeram lengan Deby cukup kuat.

COMPASS | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang