Is It Worth The Troubles?

55 3 32
                                    

Hola! Setelah lama ga apdet karena ide sedikit ngadat akhirnya tambah satu chapter hihi 🙊

Met baca!

°°°

Hari ini Deby berangkat kuliah dijemput Lucas lagi, sekalian mengantar motornya ke bengkel biar nggak keburu ngadat berkepanjangan. Meski Lucas searah kalau berangkat kampus sekaligus menjemputnya dan dia nggak keberatan, Deby tetap lebih suka pakai motor sendiri. Nggak ribet cari tebengan atau ojol kalau mau kemana-mana.

"Kapan sih gue jemput lo muka lo sumringah gitu," Lucas setengah menggumam.

"Kalo lo beliin gue sekarung jajan bakalan sumringah," Deby menyahuti.

Lucas ketawa, "Mau lu anjir."

Deby menghela napas di boncengan, kembali mendiamkan telpon dari seorang Yuta yang sudah ketiga kalinya. Dan ini bahkan belum ada jam 10.

"Mood gue jelek," ujar Deby singkat.

"Lo belum makan apa gimana lah?" Lucas terkekeh.

Deby berdecak. Lucas kembali terkekeh mendengarnya. Heran pagi-pagi hepi bener ni bocah satu lah, gadis itu membatin. Sangat kontras dengannya yang sepertinya kesenggol sedikit bakal ngamuk.

"Si Cupang berisik banget sumpah dari kemarin ga capek-capek dia gangguin gue, nelpon sama nyepam ga kira-kira!" keluh Deby akhirnya.

"Lo kenapa jadi antipati gitu sama mas ganteng lo sih, hahaha!"

"Tuh kunyuk satu minta balas budi abis nolongin gue pas motor gue mogok waktu itu!"

Laki-laki jangkung di depan Deby itu mendengus geli. "Lagian lo ga bilang gue sih kalo motor mogok, kan bisa gue anter."

"Lo kan udah balik bambang, itu juga gue lagi coba utak-atik sapa tau abis itu nyala. Eh, dia tau-tau nongol," tutur Deby masih terdengar kesal.

"Heleh kek tau soal motor aja lo," ejek Lucas.

"Namanya juga nyoba elah," Deby membela diri meski omongan Lucas benar adanya. "Emang kalo lo yang nolongin ga minta balas budi gitu?"

"Yo minta lah! Edan po ga minta!" Lucas tertawa setelah itu.

Tangan Deby seketika mampir di helm Lucas, "Semprul!"

Lagi-lagi Lucas hanya terkekeh. "Lumayan kan makan gratis gitu, apa paket data. Bisnis itu namanya."

"Mau lu anjir."

"Bah, dibalikin!" sahut Lucas. "Emangnya dia minta apaan sih?"

"Gue disuruh ikut sparring dia besok, buat dititipin tas katanya. Dikira gue babu apa!" gadis itu ngomel-ngomel sepenuh hati.

Lucas mengangkat alis setelah mereka sampai FIB dan Deby melepas helmnya. "Lo aneh asli, kak," katanya.

Kening Deby berkerut, "Aneh?"

"Abisnya, bukannya seneng pas ketemu sama diajak jalan mas crush lo malah emosi mulu bawaannya," Lucas menatapnya dengan salah satu sudut bibir yang terangkat naik.

"Kalo akhlaknya ga berceceran macem gitu gue juga ga bakalan emosi, Cas," gerutu Deby.

Tapi Lucas masih belum selesai meledeknya. Sambil kembali menyalakan motor, dia berkata, "Dulu juga bela-belain nonton di pinggir lapangan."

COMPASS | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang