Keinginan

55 5 48
                                    

Ini tuh semacam chapter pengantar gitu. Eh gaada yang nanya juga ding ya wkwkwk

Yaudah deh, just enjoy the show 😉

Met baca!

°°°

Tawa Deby pecah begitu saja ketika membaca pesan di grupnya dengan Nana dan Kiki. Gadis itu barusaja membuka aplikasi chat miliknya setelah sore tadi tak sempat membukanya. Adiknya Doyoung lagi-lagi heboh karena seorang cowok bernama Johnny yang tahu-tahu main ke rumahnya bersama anak-anak kosan lainnya. Membuat gadis itu syok dan dengan bodohnya mematung di tempat gara-gara dialusin teman kakaknya.

"Dek, jan tawa dong. Geter-geter nih pala gue," protes Dita yang berbaring dengan kepala beralaskan punggung Deby. Sedangkan Deby sendiri tengkurap di karpet ruang TV.

Ketiga cucu Eyang Ranu sedang bersantai di depan TV setelah tadi sore capek memetik mangga lalu mengantar jahitan tantenya. Sedangkan Yangti sendiri telah rehat di kamarnya.

Haechan melirik Deby sekilas. "Lupa bawa obat lo?"

Deby masih sesekali terkekeh, mengabaikan cemoohan adiknya. "Temen gue heboh gara-gara crushnya," ujar Deby singkat.

"Oiya crush lo yang katanya nabrak lo itu gimana jadinya?" sambar Haechan nggak pakai filter.

Kali ini Dita yang terbahak. Kakak sepupu Deby dan Haechan itu bahkan sampai terbangun dari posisinya semula sebelum kembali berbaring.

Tangan Deby mampir ke punggung Haechan yang tengkurap di sampingnya. Membuat si pemilik punggung langsung menggeliat kesakitan.

"Yuuuhh, jilak pedes tenan," keluhnya.

"Pantes lo jomblo dek, galak banget gitu," gumam Dita kemudian.

"Ntar kalo gue punya pacar duluan lo malu lagi," balas Deby santai. Haechan ngakak.

Dita berdecak, "Sialan."

"Pantes kalo crush lo juga sewot gegara lo tabok sepatu," cibir Haechan. Membuat tawa Dita kembali terdengar meski nggak sekencang tadi.

Deby menatap tajam adiknya yang asik dengan laptop Dita. Ngapain lagi kalau bukan ngegame. "Apasih, tidur sana lo besok berangkat pagi!"

"Kan lo bisa bangunin gue," balas bocah itu dengan wajah tanpa dosa.

"Dek," panggil Dita. "Kok bisa sih crush lo nabrak?"

"Bisa lah orang dia ga liat jalan," sahut Deby. Dia mengabaikan kekehan tertahan dari samping kanannya.

Gadis itu menghela napas. Kenapa jadi bahas ini sih, batinnya suntuk. Seharian dia udah nyaris lupa dengan sosok bernama Yuta yang kemarin membuatnya kelabakan. Antara servis, kebodohan selama memetik mangga dan sekarang, Deby hampir melupakan kejadian kemarin dan orangnya. Sampai Haechan kembali bertanya soal yang sama.

"Jangan gitu By, mentang-mentang ga dinotice mas crush," kata Haechan disusul tawa Dita.

"Minggir kepalanya, gue mau tidur aja," Deby beranjak dari posisinya. Kepala Dita hampir melorot dan terbentur lantai gara-gara gerakan Deby yang tiba-tiba.

"Ck, alah kagol," komentar Dita.

"Tata berisik. Bye." Deby berujar ketus sebelum menutup pintu kamar.

COMPASS | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang