After

57 1 35
                                    

Hohoho~ aku apdet cepat kali ini wkwkwk

Emang ya, bikin bikin jadwal apdet sendiri, abis itu diancurin sendiri. Gatau lagi dah.

Yang penting udah apdet yekan.

Met baca!

°°°

Tok tok tok tok tok!

"Eby, banguuun~" terdengar suara gaduh dari luar pintu kamar kos gadis bernama Deby.

"Udah ditungguin Ayah di mobil noh!"

Ketukan kembali terdengar setelah itu.

Cklek.

Tapi justru kamar seberang yang terbuka, menampakkan sesosok gadis berambut panjang dengan ekspresi galak.

"Woah, Ciki! Jangan ngagetin dong!"

"LO ITU YANG BERISIK GATAU WAKTU!"

Ctak!

"Adoh! Ebiiiyy, bukain pintunya dong lo ga kasian adek lo dijahatin sama mbak kunti!?" bocah laki-laki yang merupakan adik Deby itu merengek saat kena jitak teman kakaknya.

Kiki mendelik, "SIAPA YANG LO BILANG KUNTI?!"

"Ciki rambutnya panjang kek kunti kalo bangun tidur!"

Cklek! Dua pintu kamar yang bersebelahan dibuka dengan gusar di saat yang bersamaan. Nana dengan rambut kusutnya sambil masih menyeret selimut memasang ekspresi senada dengan Deby yang udah terlihat rapi untuk jam segini.

"Anjir apaan sih pagi-pagi ribut banget!"

"Gapapa gue ikhlas lo diapain aja sama Ciki!"

Semprot kedua gadis itu tanpa pikir panjang. Haechan mencebikkan bibir sok ngambek sebelum mendorong Deby untuk masuk ke kamar kakaknya.

"Minggir ah, gue mau masuk!"

"Astaghfirullah!" Deby memijit dahinya. "Sabar sabar gue punya adek kek lo!"

"Anjay tumben lo jam segini udah rapi, mau kemana?" tanya Kiki.

Hari Sabtu, baru jam 05.48, tapi Deby udah berganti pakaian dengan jins dan band tee hitam, attire favoritnya kalau mau pergi. Nggak ada muka bantal, nggak ada rambut kusut belum disisir, nggak ada setelan piyama buluk paling nyaman yang dia pakai untuk tidur.

"Mau ke rumah Yangti. Soalnya ada acara dari pagi di rumah tante dan gue kudu ikut," kata Deby. Gadis itu lalu beralih ke Nana, "Oiya gue gabisa nemenin jadinya. Lo sama Mark berarti?"

"Ga, sama Jaehyun. Mark ada pertandingan katanya," balas Nana sebelum kembali menuju dipan tanpa menutup pintunya yang setengah terbuka.

"Oiya kata Jeno udah perempat final," timpal Kiki.

"Oiya ya, mereka turnamen," gumam Deby. Namun sedetik kemudian keningnya berkerut, lalu menengok ke dalam kamar dimana Haechan tampak duduk di kursinya, memunggunginya. "Lah, kok lo disini, Chan? Ga ikut tanding lo? Serius PF bisa mangkir pertandingan penting gini?"

"Ikut, lah. Gila aja ntar gue disantet sama Markipul kalo ga ikut. Utang enem poin gue gegara kemarin," tukas Haechan.

Ah, iya. Deby ingat Haechan sempat cedera ringan di pertandingan delapan besar sebelumnya dan Mark memutuskan agar pemain penyerangnya itu dicadangkan supaya cederanya nggak makin parah.

COMPASS | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang