I Found You, But...

61 7 60
                                    

Haaaaii 🙋

Kita ketemu lagi di cerita penuh ketubiran antara orang-orang di sekitar Deby dan Yuta 🙊

Tenang aja, kali ini ga sepanjang chapter kemarin-kemarin kok. Ga terlalu banyak tubirnya juga hehe 😜

Gitu aja deh greetingsnya. Met baca!

°°°

Deby mengecek efek gitar di kantong depan case yang akan dibawanya ke kampus pagi itu. Dia memang kuliah agak siang, tapi dia perlu ke Gelanggang sebentar untuk meletakkan gitarnya di sekre Gamaband sebelum ke kelasnya.

Bandnya berencana mulai latihan untuk rekaman lagu milik mereka, berhubung dia hanya punya satu kelas hari ini dan personil lainnya ada waktu luang. Deby membawa gitar akustiknya untuk dipakai Woojin, sedangkan dia sendiri nanti pakai gitar elektrik temannya itu. Ribet kan?

Kalau tahu bakal ribet dan dia harus mikir dalem seperti kemarin, Deby bakal menyetujui untuk bertukar posisi ritmis yang biasa dipegang Woojin dan posisi lead diambil alih bocah itu. Tapi Deby lebih suka jemarinya menari di atas fret gitar daripada pindah-pindah kunci saja.

Ngomongnya gampang sianying emang Ujin, Deby membatin kesal.

Sementara di kamar sebelah, Nana juga bersiap ke kelas paginya. Kali ini dia sekalian nebeng Deby. Kiki biar berangkat sendiri.

"Nak, ntar bawain gitar dulu bisa kan?" tanya Deby dari kamarnya.

Nana melongokkan kepala dari kamarnya. "Bisa aja sih, akustik doang kan?"

Deby nengangguk sambil masih kesana kemari. "Gue gabisa jemput lo tapi ntar ya. Minta jemput Kiki aja. Ato Jaehyun deh, gue tau dia ga bakal nolak," gadis itu terkekeh.

"Mo kemana emangnya?" tanya Kiki yang baru selesai mandi.

"Latihan."

"Yaaah, ga asik. Padahal gue mau minta temenin ke Shopping nyari buku," Kiki memanyunkan bibir bawahnya.

Deby hanya menjulurkan lidahnya sebagai balasan. Lalu menyandang tas selempangnya.

"Dah ya. Ntar kalo butuh apa-apa telpon aja," Deby berujar. "Kalo penting," tambahnya saat Kiki terlihat mau ngomong sesuatu.

Teman Deby itu manyun lagi.

"Ayo Na. Sarapan dulu ga nih?" Deby melenggang keluar kamar.

"Boleh, tapi jangan buryam. Jangan bubur apapun itu pokoknya," Nana menatap Deby yang cuma nyengir.

Dia pernah membawa Nana ke kedai buryam langganannya bersama Kiki dan gadis itu ngambek. Membuat Deby terkekeh dan akhirnya pesan untuk dibungkus dan cari tempat makan untuk Nana. Mau bagaimana lagi, dia lagi pengen bubur ayam waktu itu.

"Dabo, kunci motor lo ketinggal yaelah!" panggil Kiki. Gadis itu mengulurkan kunci berbandul dua pic gitar itu dari posisinya di kursi Deby. Seperti biasa sambil nyemilin makanan di toples.

Menyambar kuncinya, Deby langsung menyusul Nana yang mulai menuruni tangga. Kamarnya biar Kiki yang mengunci.

°°°

COMPASS | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang