Annyeong~ Byeol balik lagi nih setelah lama ga nongol wkwkwk
Langsung aja deh, met baca!
°°°
Hari Jumat datang lebih cepat dari yang Yuta kira. Baru kemarin dia membombardir chatroom tiga gadis yang tinggal di kos yang sama hanya untuk membuat Deby membalas pesannya, sekarang dia udah duduk di tribun paling bawah tepi lapangan di paruh waktu latih tanding siang jelang sore itu. Kedua belah tim turun minum sebelum melanjutkan permainan di babak kedua nanti.
Akhirnya Deby luluh juga setelah mengangkat telponnya disertai dengan insiden yang menguntungkannya kemarin. Menguntungkan, karena Yuta seperti mendapat tontonan gratis saat Deby tak menyadari bahwa video call mereka kemarin sore masih tersambung dan justru mulai menyanyi mengikuti lagu dari pengeras suara di kamarnya. Kapan lagi dapat live eksklusif dari gadis yang berhasil mengambil hatinya dengan suaranya?
Yuta sih beralasan kalau kemarin Deby saja yang bilang 'bye' alias berniat mengakhiri sambungan, tapi Yuta nggak langsung membalas karena memang belum mau menyudahi video call mereka. Dan Deby, yang begitu fokus dengan kegiatannya mengecat kuku, dengan bodohnya tak menyadari bahwa panggilan dengan Yuta masih tersambung.
Kalau saja bukan karena Nana yang tiba-tiba masuk dan menyadari kalau panggilan belum berakhir lalu memberitahu gadis itu, mungkin Yuta masih memandangi rupa Deby hingga lebih lama.
"Lah, lo ngasih Kak Yuta tontonan apa gimana Dab?"
Begitulah celetukan Nana kemarin yang membuat Deby seketika terperanjat. Gadis itu langsung kalang kabut sebelum akhirnya benar-benar mengakhiri vidcall secara sepihak. Meski begitu Yuta udah menang banyak, dan senyuman menghiasi wajahnya cukup lama.
°°°
Kamis, 18.49.
Yuta menimang-nimang ponselnya dengan kening berkerut, tampak berpikir. Dia teringat kejadian tadi siang ketika berpapasan dengan Deby di depan Gelanggang, setelah nyaris seharian gadis itu mengabaikannya bahkan sejak malam sebelumnya. Dia tampak berbicara akrab dengan seorang laki-laki yang Yuta tebak adalah kakak tingkat di Gamaband, bahkan sampai memegangi lengannya.
Yuta nggak suka.
Apalagi setelah itu Deby masih belum juga membalas chat darinya. Membuat Yuta kuatir kalau-kalau gadis itu benar-benar akan menolak ajakannya untuk ikut sparring hari esok. Bahkan mendapat balasan pakai bahasa Inggris pun rasanya masih mending daripada didiamkan tanpa kepastian, meski dia harus diporoti Jaehyun. Karena jika kesempatan kali ini sampai lolos, Yuta akan kesulitan lagi mencari timing yang tepat untuk mendekati cewek itu.
Bodo amat sama kesan pertama, ntar juga biasa, batin Yuta mengingat caranya 'memepet' Deby bukan cara yang konvensional.
Mengecek chatroomnya dengan gadis yang sama, Yuta berdecak saat pesan terakhirnya bahkan nggak dibaca. Padahal kata Kiki dan Nana tadi gadis itu akan membalasnya. Akhirnya Yuta mengambil pilihan terakhir, menelpon gadis itu.
Panggilan melalui Whatsapp itu tersambung, hanya saja berakhir tanpa ada respon. Yuta menghela napas.
Laki-laki itu menaikkan alisnya saat tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya. Lalu kembali menelpon Deby, melalui video call. Yuta tahu kalau tingkat keberhasilan kali ini sangat kecil. Siapa juga yang akan menerima video call kalau panggilan suara saja diabaikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPASS | Nakamoto Yuta
Fanfiction[start : 8 Juli 2020] Sebuah perjalanan dan cerita gila antara Debora dan mas-mas UKM bola. Ribut? Gausah ditanya. "Deb" "Hmm.." "Deb!" "Apasih?" "Woy nyet!" "Anj-lo kira gue beruk??" Yuta diam. Debora menatap heran. "Kenapa sih?" Yuta nyengir. "G...