Judul chapternya kurang jelas apa coba? 😂
Udah deh, gausah banyak kata. Langsung aja.
Met baca!
°°°
"Dab, pengen mi ayam deh," ujar Kiki saat mereka melangkah keluar dari gedung kuliah. Hari ini dia dan Deby punya kelas siang di jam yang sama. Mereka sepakat makan bareng sebelum Kiki ada acara lain nanti.
"Mana? Moses? Kridosono? Pak Slamet? Yamie?" Deby menjawab disertai rentetan pertanyaan soal tempat yang biasa mereka sambangi.
Gadis di sampingnya tampak berpikir sembari mengikat rambut panjangnya. "Moses aja kali ya? Tetiba pengen mi ayam ceker gitu."
"Sounds good," Deby menaiki motornya. Disusul Kiki yang membonceng, lalu mengambil helm Kiki di motornya yang terparkir berjauhan dari motor Deby.
Sebelum berangkat ke tujuan mereka makan, Deby belok ke Gelanggang Mahasiswa terlebih dahulu.
"Eh? Kok belok?" suara Kiki terdengar bingung.
"Mampir bentar. Gue perlu ambil proposal yang kudu direvisi." Deby menyetandarkan motornya. Di boncengan, Kiki menggerutu pelan meski akhirnya ikut juga.
Keduanya memasuki gedung beriringan dan Kiki memutuskan untuk menunggu Deby di luar ruang sekretariat Gamaband itu. Deby masuk sekre, menjumpai Kevin yang sepertinya sedang ngobrol serius dengan Woojin, laptop terbuka di depan mereka.
"Naah, pas banget!" Deby menepukkan tangannya. "Ujin gitar lo dipake ga ntar?" tanyanya menunjuk hard case tak jauh dari Woojin duduk.
Woojin mendongak, melepas satu earbudnya lalu menggeleng. "Gatau ntar jadi apa ga, pada mau latihan di Orenz tapi gue sama Kevin lagi bahas kompilasi juga."
"Lah ngapa latihan di studio luar segala?" alis Deby terangkat.
Kevin melihat notes kecilnya. "Keknya ada yang mau pake buat rekaman disini, deh. Gue bingung ini mau nungguin yang rekaman apa yang latihan buat event besok."
Deby menengok ke whiteboard yang tertempel di salah satu dinding sekre. Disana tertulis berbagai hal yang perlu mereka lakukan minggu-minggu ini. Rekaman, latihan, persiapan acara, dll. Hectic.
"Kenapa nanyain gitar?" Woojin bertanya.
"Eh?" Deby kembali memusatkan perhatian pada teman seangkatannya itu. "Mau pinjem. Kalo ga dipake. Biar band kita bisa cepet rekaman trus abis itu tinggal ngurus lainnya."
"Pake aja." Woojin memutuskan tanpa banyak berpikir. Deby mengacungkan jempol sambil nyengir.
Saat Deby menanyakan proposal event mereka pada salah satu kakak tingkatnya, Woojin memanggilnya.
"Abis ini lo ngapain? Ato kemana?" tanya cowok itu saat Deby mendekat setelah beberapa saat.
Deby mendongak menatap langit-langit, mencoba mengingat apa saja yang ada di mental notesnya tadi. "Makan. Trus ke kosan bentar. Ngulik."
"Balik ke sini lagi ga?"
Deby mengangguk menjawab pertanyaan Woojin.
"Nah, sekalian pinjem efek dong. Kalo ntar jadi ke Orenz biar gue latihan pake gitar disana kalo punya gue lo pake."
Deby mengangguk lagi. "Siap. Gue duluan ya. Laper cuy!"
Melangkah keluar, gadis itu samar mendengar suara Kiki sedang ngobrol dengan seseorang. Deby muncul di samping Kiki bertepatan dengan perginya sesosok laki-laki dari sana. Jantung Deby berdegup sedikit lebih cepat saat mengenali punggung yang mulai menjauh itu. Kiki tadi ngobrol sama dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPASS | Nakamoto Yuta
Fanfiction[start : 8 Juli 2020] Sebuah perjalanan dan cerita gila antara Debora dan mas-mas UKM bola. Ribut? Gausah ditanya. "Deb" "Hmm.." "Deb!" "Apasih?" "Woy nyet!" "Anj-lo kira gue beruk??" Yuta diam. Debora menatap heran. "Kenapa sih?" Yuta nyengir. "G...