One Step Closer

62 7 61
                                    

Hey, there, I'm back! ✨

Ini masih lanjutan peristiwa yang sama dengan kemarin. Gatau kenapa masih pengen lanjutin aja ehehe

Gaje ya? Biarin deh ya aku lagi bingung 🙈

Met baca!

°°°

"AHAHAHAHAHAHAHA!!"

Deby yakin tawa kedua temannya itu terdengar di seluruh lantai dua yang hanya berisi 4 kamar, bahkan mungkin seantero kos ini. Gadis itu mengabaikan Nana dan Kiki yang belum menyelesaikan tawa mereka itu. Memilih untuk kembali memfokuskan perhatian pada joystick dan game Assassin's Creed yang tengah dia mainkan saat ini. Bukan PES seperti kemarin, karena justru semakin mengingatkan Deby pada kejadian sore tadi.

Sore hari dan Yuta memang bukan kombinasi yang baik bagi dirinya. Deby yakin itu.

Setelah menenangkan diri dari krisis internalnya setelah diantar Yuta, Deby memang memilih untuk bermain game di laptopnya. Dia butuh sesuatu yang membuat otaknya berpikir untuk mengalihkan fokusnya dari kejadian tadi. Sembari menunggu dua temannya yang ternyata belum ada yang pulang. Kalau Nana udah jelas karena dia pulang belakangan. Tapi Kiki yang pamit paling awal ternyata belum sampai juga.

Ngedate lagi kali, batin Deby.

Gadis itu masih bermain bahkan setelah mandi. Sampai Kiki pulang usai Deby sholat Maghrib dan cerita dia habis kemana dengan Johnny.

"Tau ga sih Dab, gue tadi diajak Kak Johnny kemana?"

Deby melirik sekilas ke arah temannya yang langsung masuk kamarnya, masih dengan baju yang sama dengan tadi, lengkap dengan slingbag dan topi. Bahkan Kiki belum masuk ke kamarnya sendiri.

"Ke sarkem?" balas Deby sekenanya.

"Mulut lo ya!" sambar Kiki meski terkekeh juga. "Ke toko bangunan, Dab. Dan lo tau mana? Punyanya Om Zen! Gue ditanya-tanya dooong sama bapaknya Nana. Ih malu banget asliii," gadis bertopi itu guling-guling di kasur Deby.

"Lah? Ngedate di toko bangunan gitu lo udah mau dibikinin rumah?" Deby menanggapi dengan asal. Dia membayangkan dua orang yang belum lama kenal itu berdiskusi warna cat apa yang sebaiknya mereka pakai. Atau keramik ukuran berapa.

Kayaknya Ciki bakalan pingsan duluan deh, batinnya.

"HEH! Jangan gitu woy, gue kan jadi pengeeen," Kiki merengek, membuat Deby memutar bola mata geli. "Dia beli paku doang buat praktek."

"Yaelah ngapa sampe Kotagede segala coba, depan Colombo juga ada. Gejayan ada, Seturan ada," komentar Deby. "Bucin bisa bikin gitu ya?"

"Enggak ya!"

"Gausah ge-er, gue ngatain Kak Johnny," tukas Deby.

Kemudian datanglah Nana yang begitu sampai langsung mengusir Jaehyun dan menuju kamar Deby juga. Melontarkan pertanyaan yang membuat Kiki bingung sekaligus heran.

"Gimana Dab, tadi diapain sama si mamas?" Nana menaik turunkan alisnya.

"Maksud lo Kak Yuta?" sahut Kiki sebelum Deby sempat menanggapi. "Kenapa emangnya?"

"Loh, Ciki gatau to?" Nana berjalan ke arah dipan, bergabung dengan Kiki yang telah menempatkan diri dengan nyaman disana. "Waah, Dabo belom cerita nih pasti," tambah Nana dengan tawa kecil.

COMPASS | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang