BALAS DENDAM

538 40 0
                                    

Seperti biasa, pagi itu Almira bersiap-siap berangkat ke sekolah. Ia sengaja untuk berangkat lebih awal hanya karena ingin melihat wajah tampan Akbar dipagi hari.

Kali ini Almira berangkat sekolah dengan berjalan kaki, karna rem sepedanya blong akibat perbuatan Akbar.

Akbar pun demikian, ia berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, karna sepedanya rusak di tabrak Almira saat berangkat ke sekolah tempo hari.

Tak jauh dari pesantren, Almira bertemu dengan Akbar yang berjalan kaki sendirian. Almira mulai mendekati Akbar dan berjalan mengikutinya dari belakang.

Akbar adalah seorang laki-laki yang sangat cuek dan tak peduli dengan oranglain. Karna bagi Akbar, sendiri jauh lebih menyenangkan.

Akbar menganggap semua orang itu jahat, ia muak dengan manusia yang saling berinteraksi sosial. Karena bagi Akbar semua lorang tak ubahnya seperti iblis yang jahat, hina, kotor, dan memuakkan.

Kecuali kedua orangtuanya, sebelum orangtuanya meninggal ia hidup penuh dengn cinta dan kasih sayang. Tapi saat usia Akbar menginjak umur 9 tahun kejadiaan naas pun terjadi.

Kecelakaan bus tlah merenggut nyawa kedua orangtuanya. Dan sejak kedua orangtuanya meninggal ia diasuh oleh kakeknya yang seorang pedofilia.

Akbar kecil tak mengerti kelainan yang dimiliki kakeknya. Ia hanya ingat saat ia kecil, yang tak pernah bisa ia lupakan adalah hari dimana kakeknya sering memanggilnya ke kamar dengan iming-iming permen yang banyak.

Didalam kamar si kakek mulai menggrayangi tubuhnya. Entah setan apa yang merasuki si kakek. Ia sangat suka anak kecil.

Sudah banyak sekali korban si kakek. Tak hanya Akbar yang tak lain adalah cucunya sendiri. Tapi masih banyak anak-anak tetangga yang menjadi korban pedofil di kakek.

Hanya bermodalkan beberapa permen dan uang jajan, si kakek berhasil membuat para korbannya tutup mulut.

Akbar kecil hidup penuh dengan tekanan dan ketakutan. Ia takut saat kakeknya memanggil namanya. Sebab ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Jika ia menolak kakeknya tak segan-segan untuk memukul tubuhnya dengan ikat pinggang sampai memar seluruh tubuhnya. Di rumah itu Akbar kecil tak hanya tinggal dengan si kakek. Ia juga tinggal bersama paman dan bibinya.

Tapi melihat apa yang dialami Akbar, paman dan bibinya hanya diam tak berbuat apa-apa. Sebab ayah dan paman Akbar pun tak lepas dari perbuatan keji si kakek.

Pernah suatu ketika Akbar berusaha untuk kabur. Tapi selalu saja ketahuan kakeknya.

Kejadian itu berlangsung selama 3 tahun lamanya. Selama 3 tahun pula Akbar menjadi pelampiasan nafsu bejat si kekek tua. Saat Akbar mulai beranjak dewasa ia mulai mengerti tentang kelainan yang dimiliki kakeknya.

Ia capek dengan semua yang telah ia alami. Dan saat berusia 12 tahun. Akbar mulai mencari cara untuk membunuh kakeknya.

Saat kakeknya tidur ia berjalan mengendap-endap memasuki kamar kakeknya. Ketika Akbar melihat kakeknya yang sudah terlelap, saat itu pula ia mengambil bantal dan menutup wajah si kakek sampai di sakek kehabisan nafas kemudian meninggal.

Hari itu adalah hari paling bahagia bagi Akbar, karena ia terbebas dari jeratan si kakek tua.

Setelah itu Akbar membakar bantal yang ia gunakan untuk membunuh si kakek untuk menghilangkan barangbukti. Ia pun menyeret tubuh si kakek ke belakang rumah dan menyiram tubuh si kakek dengan bensin lalu membakarnya.

Keesokan harinya paman dan bibi Akbar menemukan mayat si kakek sudah hangus terbakar. Tapi paman dan bibinya tidak marah pada Akbar, sebab selama ini mereka juga benci dengan si kakek, selain itu jika si kakek meninggal paman dan bibinya mendapat warisan dari si kakek tua.

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang