INDIGO Feat. HANTU BELANDA

630 42 0
                                    

Setelah bertemu hantu mbak Zul, Aisyah Khumairoh bersama teman hantunya Arabella Van de Weile mencari bukti-bukti yang kuat untuk melaporkan Almira kepada pengasuh pondok pesantren.

Mereka mencari cara untuk menjebak Almira. Saat itu Aisyah dan Arabella mulai memikirkan ide agar Almira masuk kedalam perangkapnya.

"Wat gaan we doen, Aisha?."
(Apa yang akan kita lakukan Aisyah?) Tanya Arabella suatu pagi

"Wat als we Almira vanavond opsluiten?."
(Bagaimana kalau nanti malam kita menjebak Almira?) Jawab Aisyah.

"Op welke manier?."
(Dengan cara apa?).

"We zitten vast met muizen, Belle! Omdat ze graag muizen eet."
(Kita jebak dengan tikus, Belle! Karena dia suka makan tikus).

"Oke Aisha. Ik volg gewoon je plan."
(Oke Aisyah. Aku ikut saja rencanamu).

Merekapun mulai menyusun rencana untuk menjebak Almira.

Malam harinya, tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Dimana setiap malam, saat teman-teman pondoknya terlelap Almira mencari tikus untuk santapan makan malamnya.

Hari itu Aisyah sengaja untuk tidur siang agar malamnya tidak mengantuk saat menjalankan rencananya bersama Arabella.

Tik tok tik tok

Tepat jam 12 malam saat semua orang terlelap Almira bangun dan berjalan menuju pintu kamar. Melihat Almira yang keluar dari kamar, Aisyah yang sedari tadi pura-pura tidur mengundang teman hantunya si hantu anak Belanda.

"Belle, laten we Almira volgen, schiet op!."
(Belle, ayoo kira ikuti Almira, cepat!).

"Kom op Aisha."
(Ok Aisyah).

Sebelumnya, Arabella Van de Wiele sudah menangkap 5 tikus yang gemuk-gemuk dan memasukkannya kedalam perangkap untuk menjebak Almira.

Seperti biasa Almira keluar dari pesantren melalui pagar. Ia memanjat pagar dan menuju area persawahan untuk mencari tikus.

Sebelum sampai di area persawahan yang dekat dengan pesantren, Almira mendengarkan suara tikus dari dalam bangunan bekas toko yang dekat dari pesantren.

Arabella sengaja meletakkan tikus-tikus hasil tangkapannya itu kedalam toko yang sudah lama tak terpakai. Mendengar suara tikus itu Almira segera membuka pintu toko, kemudian memasukinya.

Disana Almira mendapati 5 ekor tikus yang gemuk-gemuk didalam jebakan tikus. Lalu Almira mencoba mengambil seekor tikus yang paling gemuk dan mulai membedah isi perutnya.

"Yummy, Tikusnya gemuk sekali. Almira suka." kata Almira.

Kemudian ia mengeluarkan cabe bubuk dari dalam saku rok nya, lalu menaburkannya pada daging tikus yang akan ia santap malam itu.

Krauuuus.. kraauuuss...kraauuus..

"Kalo ditaburi bubuk cabe makin enak yah. Besok Almira mau beli lah yang level 15, biar makin mantap."

Almira terus menyantap tikus yang berlumur darah dengan bubuk cabe, setelah ia mulai menghabiskan setengahnya. Tiba-tiba masuklah Aisyah kedalam toko.

"Almira"

Suara Aisyah mengagetkan Almira yang sedang asyik menyantap daging tikus yang ada dalam genggamannya.

"Berani-beraninya kamu mengikutiku Aisyah." Almira mulai marah.

"Keterlaluan kamu Almira."

"Awas kamu Aisyah, aku tak segan-segan membunuhmu kalau sampai kamu melaporkanku."

"Aku gak takut. Aku gak takut pada manusia keji sepertimu Almira. Aku tau apa yang sebenarnya terjadi, mbak Zul tidak mati gantung, tapi kamu yang membunuhnya."

"Berani-beraninya kamu Aisyah. Tunggu saja pembalasanku."

Almira pun berlari keluar dari toko itu dan kembali menuju pesantren.

Karena emosinya yang sudah keluar batas, membuat rencana Aisyah malam itu gagal. Ia belum sempat mendapatkan bukti untuk melaporkannya kepada pak kyai, tapi Almira tdrlanjur kabur.

Setelah kejadian malam itu Almira dan Aisyah sama sekali tak bertegur sapa walaupun berada dalam satu kamar di pesantren.

Saat Aisyah ingin kembali menjebak Almira untuk hari kedua dan ketiga, rencananya gagal. Karena sejak bertemu Aisyah di toko malam itu Almira tak lagi bisa mencari tikus.

Tiga hari Almira tak makan tikus, badannya pun mulai lemas, pusing, gatal-gatal, sampai akhirnya ia sakit dan meminta izin ke pengurus untuk pulang ke rumah.

Almira pulang dijemput ayahnya pak Doni, saat di mobil pak Doni bertanya kepada Anak semata wayangnya.

"Kamu kenapa sayang? Kok bisa sakit? Sampai lemas begini badannya. Kita ke dokter ya." kata pak Doni.

"Iya bi, Almira kesal sama temannya Almira. Dia selalu jahatin Almira di pesantren bi. Dia suka bully Almira, dia suka mengolok-ngolok Almira, dia jahat bi, dia mau mencelakai Almira." Almira mulai mengarang cerita kepada Ayahnya.

"Temanmu siapa sayang namanya? Biar abi beri pelajaran dia." ucap pak Doni marah karena mendengar anaknya disakiti.

"Namanya Aisyah bi, dia jahat, aneh, dia juga bisa liat hantu bi. Emang setan dia bi, huhuhuhu."  Almira pura-pura menangis.

"Almira tau rumahnya dimana?." Tanya pak Doni.

"Tau bi." jawab Almira.

"Rumahnya dimana sayang?."

"Kalau dari rumah kita mungkin sekitar 3 jam perjalanan bi. Huhuhuhu"

"Cup cup cup, Anak tersayang abi gak boleh nangis. Besok Almira ikut abi ya."

"Iya bi."

Pak Doni dan Almira pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang