Sepulang sekolah Akbar berjalan kaki menuju pesantren. Tak ada seorangpun yang menemaninya. Tak ada seorangpun yang mau berteman dengannya. Karena dia adalah seorang sosiopat.
Sikapnya yang dingin dan cuek membuat orang lain tak nyaman dekat dengannya. Pernah ada seorang yang mau berteman. Tapi malah celaka.
Akbar tak suka berteman. Ia tak suka lama-lama dekat dengan manusia. Hanya Almira satu-satunya manusia yang menyukai sifat dan karakteristik Akbar.
Memang Almira adalah seorang remaja yang cukup barbar. Ia tak beda dari manusia-manusia pada umumnya. Tapi ia juga tak sama, karna Almira adalah seorang psikopat. Ia adalah seorang pembunuh. Pembunuh berantai.
Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba sebuah mobil Avanza berwarna hitam menyalip tepat didepannya. Seorang bapak berumur 40 tahun keluar dari dalam mobil dengan 2 orang bodyguard bersamanya.
Bapak-bapak itu adalah pak Doni, Ayah Almira. Pak Doni keluar bersama bodyguard yang bertubuh besar dan kekar, tiba-tiba bodyguard itu memegang tangan Akbar dari belakang.
Akbar terus melawan dengan sekuat tenaga. Ia pernah belajar beladiri bersama pamannya. Dengan jurus-jurus yang ia miliki, Akbar terus berusaha melawan. Sampai kedua bodyguard itu terkalahkan.
Melihat para bodyguardnya yang bertubuh besar dan kekar itu tlah kalah, pak Doni mengeluarkan pistol dari balik jas nya. Pak Doni mulai mengarahkan pistol itu tepat di kepala Akbar. Tapi meleset. Akbar berusaha lari. Tapi pak Doni terus mengejarnya.
Doooooooorrr...doooooor...dooooor..
Pak Doni menembakkan pistol itu pada tubuh Akbar berkali-kali, tepat mengenai tangan, kaki, dan perutnya. Sampai Akhirnya Akbar terjatuh. Lemah tak berdaya.
Melihat Akbar yang sudah terjatuh, pak Doni segera menghampirinya, lalu ia membopong tubuh Akbar yang kurus dan lemah itu masuk kedalam bagasi mobil. Pak Doni mengikat tubuh Akbar dengan tali yang ia bawa. Lalu ia sumpal mulut Akbar dengan kaos kaki bodyguardnya yang sudah setahun tidak pernah dicuci.
Setelah itu pak Doni memberikan aba-aba kepada para bodyguardnya untuk segera masuk mobil, sebelum ada warga yang melihat aksi mereka. Dengan secepat kilat mobil Avanza hitam milik pak Doni melaju meninggalkan tempat kejadian perkara.
Setelah itu pak Doni membawa Akbar menuju ke sebuah gedung bekas mall yang sudah terbengkalai. Ia menyuruh para bodyguardnya untuk membawa Akbar yang sudah terikat itu masuk kedalam gedung.
Saat memasuki gedung itu tiba-tiba Akbar tersadar. Tubuhnya bersimbah darah akibat tertembak pistol pak Doni. Saat Akbar tersadar pak Doni mengambil kaos kaki yang menyumpal mulutnya.
"Halo anak muda."
"Siapa kalian? Apa-apaan kalian ini hah?."
"Ssssssttt.. sssst.. sssst.. Diam..! Masa ke calon mertua seperti itu sikapmu anak muda. Tidak punya sopan santun."
"Calon mertua? Ciiih. gak sudi."
Akbar pun meludahi wajah pak Doni yang berada tepat di depannya. Melihat bos nya di ludahi Akbar, kedua bodyguard pak Doni mendekatinya dan bersiap-siap untuk memukul akbar. Tapi tiba-tiba pak Doni menahannya.
"No no no. Kalian jangan ada yang menyentuh anak muda yang ganteng ini. Hahahhaa. Ini jatah saya."Pak Doni membuka mulut Akbar dan memasukkan seekor anak cicak kedalam mulutnya.
"Calon menantu Doni Pradana harus terbiasa dengan makanan yang enak dan lezat seperti ini. Hahahahaha."Pak Doni mulai menyumpal kembali mulut Akbar dengan kaos kaki yang bau busuk. Akbar benar-benar mau muntah. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa dengan badan yang terikat dan tubuh yang lemas akibat tembakan ia tak bisa melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCOPATH ALMIRA
Mystery / ThrillerGenre thriller horror. #awal publish 4 Juli 2020 Jiwa pembunuh itu ada di antara kalian...!!