PENCURI

1.1K 42 14
                                    

Siang itu Eva bermain-main dengan Sabrina di ruang tamu. Anaknya tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan lucu. Di ruang tamu, Eva tak hanya sendirian menemani Sabrina, tapi ia ditemani teman-teman hantu yang ia kenal sejak berada di pesantren.

"Ciluuuuuk... ba... nang ning ning nang euy."

Aisyah mengajak Sabrina bermain dengan bonekanya. Di samping Aisyah, Arabella van de Wiele menyisir rambut panjangnya yang berwarna kecoklatan.

Saat Arabella menyisir rambut, tiba-tiba kepalanya jatuh menggelinding sampai di depan televisi.
Melihat kepala Arabella yang menggelinding Eva dan hantu Aisyah pun tertawa.

Hahahahhaha...

Eva dan hantu Aisyah tertawa melihat kepala Arabella yang menggelinding. Saat kepalanya terlepas dari badannya, Arabella Van de Wilea berjalan-jalan mencari kepalanya. Dengan badan tanpa kepala itu menabrak barang-barang yang ada di ruang tamu Eva.

Arabella terus-menerus menabrak sofa dan tembok ruang tamu saat mencari kepalanya yang terjatuh, tiba-tiba Sabrina yang masih berumur 3 tahun berdiri dan berjalan menuju depan televisi, Sabrina ingin mengambil kepala Arabella yang jatuh menggelinding itu.

"Ama. Kepala akak alabella atuh. Cablina mau ambil itu. Kacian akak." Sabrina meminta izin pada mamanya untuk mengambil kepala Arabella.

"Iya sayang, hati-hati yah."

Sabrina pun mengambil kepala Arabella di depan televisi.

"Ama. Kenapa kepala akak alabela kita lem aja bial gak jatuh jatuh telus ya ma?."

"Hahahahha. Tidak sayang. Adek pasang aja langsung ke leher kakak. " Eva dengan sangat lembut menjawab anaknya.

Sabrina memasangkan kepala Arabella, dan akhirnya kepala Arabella pun kembali tersambung dengan badannya.

Saat Sabrina berjalan ke arah ibunya. Tiba-tiba kakinya menginjak remote televisi yang ada di lantai. TV pun menyala, disana terdapat berita yang mengabarkan tentang narapidana yang beberapa hari lalu kabur dari penjara. Salah satu identitas narapidana yang kabur itu adalah Almira.

Seperti tersambar petir Eva kaget bukan main saat melihat berita Almira keluar dari penjara.

"Astaghfirullah Almira. Mbak Aisyah, Almira kabur dari penjara. Aku takut kalau Almira berbuat seperti sepuluh tahun lalu. Aku takut ada lagi orang-orang tak berdosa yang menjadi korban Almira."

"Kamu tenang saja Eva, semoga Almira berubah selama di penjara."

"Iya mbak, semoga Almira bisa berubah ya."

Mendengar nama Almira di sebut-sebut. Bu Dina yang berada tak jauh dari ruang tamu berteriak menyebut nama anak dan suaminya.

"Almira... mas Doni... kalian dimana? Huhuhuhu.. hahahahhha.." tiba-tiba bu Dina menangis kemudian tertawa.

Eva segera menghampiri bu Dina yang menangis dan tertawa mendengar nama anaknya di sebut-sebut.

"Bu. Sudah bu. Kita ke kamar yuk."

"Hahahaha. Mas Doni udah mati. Setan itu mati. Hahhahahha. Almira anakku sayang masih hidup kamu nak. Hahahhaa. Almira mana? Anakku. Anakku kamu dimana? Sini sama umi, umi kangen. Nanti umi masakin masakan kesukaan kamu nak. Anak umi cantik suka makan tikus ya. Huhuhuhu.. hahhhaha"

Bu Dina menyentuk pipi Eva, dalam bayangan bu Dina wajah Eva berubah menjadi Almira. Bu Dina terus memandangi wajah Eva begitu lama, dan memeluknya.

Sudah sepuluh tahun bu Dina gila. Ia tak pernah menyangka jika ia harus kehilangan suaminya yang dibunuh anaknya sendiri. Setelah memeluk tubuh Eva bu Dina tersadar jika yang ada di depannya bukanlah Almira anaknya, tapi Eva. Bu Dina mendorong tubuh Eva sampai tangan palsunya terlepas.

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang