TEROR HANTU MBAK ZUL

746 46 2
                                    

Setelah beberapa bulan di pesantren, Almira dikenal sebagai santri yang baik hati, lemah lembut, rajin mematuhi tata tertib, dan suka menolong siapa saja.

Bahkan tidak jarang Almira mentraktir teman-temannya di kantin pondok. Paras cantik dan  kelembutan Almira dimata teman-teman membuat mereka suka berteman dengan Almira.

Tanpa mereka semua tau, bahwa dibalik kelembutan dan kebaikannya, Almira adalah monster yang sangat menakutkan bagi para korbannya.

Jiwa psikopat yang menurun dari ayahnya membuat Almira menjadi gadis yang brutal. Sudah 2 manusia tak berdosa yg harus menanggung kebiadaban dan kebengisannya.

Tidak hanya mbak Zul yang menjadi korban pertamanya, tapi nenek Asih yg sudah tua pun tak lepas dari tangan keji Almira.

Dan kini tak hanya binatang yg ia sakiti. Namun ia begitu menikmati hobby barunya menjadi seorang pembunuh.

Sejak kabar mbak Zul gantung diri yang menghebohkan seluruh pesantren, banyak rumor yang terdengar tentang hantu mbak Zul yang mulai meneror para santri putri.

Almira tau akan hal itu. Karna saat tragedi pembunuhan nenek Asih yang sampai sekarang mayatnya tidak di ketemukan oleh warga, Almira benar-benar melihat sosok hantu mbak Zul yang mengikutinya seolah ingin membalaskan dendam.

Tapi Almira adalah gadis remaja yang pemberani. Ia sama sekali tidak takut dengan hantu. Baginya hantu hanyalah halusinasi. Tidak nyata.

Malam itu sekitar jam 9 malam, Ratih seorang santri putri yang sedang sakit berada di dalam kamar sendirian. Karena malam itu ia sakit dan tidak mengikuti kegiatan pondok.

Tiba-tiba dari arah pintu terdengar ketukan beberapa kali.

Tok.. tok.. tok..

Awalnya suara itu sangat pelan, sehingga Ratih mengira itu hanyalah suara cicak. Namun ketukan sslanjutnya semakin kencang. Sehingga membuat pintu kamar bergetar.

Karena merasa kaget dan kesal, Ratih menganggap itu semua adalah ulah teman-temannya yang iseng selepas kegiatan pondok. Akhirnya Ratih memberanikan diri untuk membuka pintu.

Saat Ratih membuka pintu tak ada seorangpun yg terlihat. Ketika Ratih menengok kanan dan kiri tiba-tiba terdengar suara bisikan ditelinganya.

“Tolong saya...!” ucap suara tanpa rupa.

Sontak tubuh Ratih langsung dingin, bulu kuduknya merinding. Dan ketika Ratih memalingkan pandangan ke arah lorong kamar pondok, terlihat seorang perempuan mengenakan daster putih dengan leher terikat berjalan menjauhinya, menuju kegelapan lalu hilang entah kemana.

Keesokan paginya Ratih bercerita kepada teman-temannya tentang apa yang dialaminya semalam, Almira pun ikut mendengarkan cerita Ratih saat berkumpul di kamar.

“Semalam aku liat hantunya mbak Zul” kata Ratih membuka percakapan

“Walah ini beneran tho? aku kira ini cuman gosip saja, hiii aku jadi takut.” Jawab Lina salah seorang temannya.

"Memang orang yang mati tidak wajar itu suka jadi arwah penasaran kok.” kata Surti ikut menggosip bersama teman-temannya.

“Huss, makanya jangan kebanyakan nonton film horor kamu Ratih.” bantah Almira.

“Kamu sih mir semalam tidak liat, saksinya sudah banyak kok yang diteror hantunya mbak Zul. Jelas-jelas aku melihat hantunya mbak Zul yang menyeramkan itu, lehernya terikat tali yang bersimbah darah. Mungkin karena mbak Zul mati gantung diri, jadi arwahnya tidak di terima.” kata Ratih meyakinkan teman-temannya.

Tanpa disadari oleh Almira dan teman-teman yang sedang menggosip hantu mbak Zul yang meneror para santri. Di pojok kamar seorang gadis indigo bernama Aisyah menguping obrolan teman-temannya.

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang