Eva tak pernah menyangka sebelumnya, kalau di pesantren ternyata ada seorang psikopat. Sejak ia mendengar sendiri percakapan Almira dan pak Doni tempo hari di taman.
Eva benar-benar tak menyangka, perbuatan Almira dan ayahnya termasuk perbuatan kriminal yang harus di laporkan ke polisi. Bagaimana jika temen-teman pesantren tau kalau sebenarnya Almira adalah seorang pembunuh?.
Eva tak ingin ada lagi nyawa yang melayang akibat perbuatan Almira dan Ayahnya. Eva tak ingin lagi melihat kebrutalan yang di lakukan Almira lagi. Eva ingin segera mengakhiri semuanya. Almira dan pak Doni harus menerima akibat dari perbuatan yg telah mereka lakukan selama ini.
Sore hari selepas mengaji Eva memberanikan diri untuk melaporkan perbuatan Almira kepada pengurus.
Toktoktok..
"Assalamu'alaikum."
Eva mendatangi kantor pengurus pesantren dan menemui lurah pondok.
"Wa'alaikumsalam. Ada apa mbak?."
"Maaf sebelumnya kalau saya lancang mbak. Saya mau bicara suatu hal yang sangat penting terkait apa yang sudah di lakukan salah seorang santri di pesantren kita."
"Lho.. lho.. lho.. sebenarnya ada apa tho?."
"Saya mau melaporkan kebenaran terkait kematian mbak Zul dan mba Aisyah, itu semua ada kaitannya dengan salah satu santri yang bernama Almira. Sebenarnya mbak Zul mati bukan karena gantung diri, tapi karena dibunuh oleh Almira. Soal tragedi Aisyah yg melompat dari lantai 3 itu penyebabnya tak lain juga akibat perbuatan Almira. Orangtua Aisyah yang kabarnya meninggal karena di rampok. Itu semua adalah ulah Almira dan ayahnya. Saya harap mba mau membantu untuk melaporkan perbuatan Almira ke abah yai."
"Kamu kebanyakan nonton film yo mbak? Ko ngawur."
"Tapi saya tidak berbohong mbak. Saya bicara apa adanya."
"Almira itu santri yang baik di pesantren, dia suka membantu teman-temannya. Anaknya juga lembut, penyayang. Jadi gak mungkin dia melakukan hal sekeji itu. Sangat tidak mungkin. Ayahnya juga baik loh, setiap ke pesantren selalu kasih uang untuk pembangunan pondok. Dan jumlahnya tidak sedikit. Ayahnya Almira itu orangnya ganteng, murah hati, juga dermawan. Kalau mbak bicara tanpa bukti itu namanya fitnah."
"Kalau mbak mau bukti, silahkan mbak geledah lemari Almira."
"Memangnya ada apa di lemarinya Almira?."
"Kemarin saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, Almira diberi bungkusan oleh ayahnya di taman. Dan bungkusan itu isinya adalah mata manusia."
"Astaghfirullah. Ya sudah nanti malam kita geledah kamar Almira. Kalau memang terbukti. Kami para pengurus akan mengambil tindakan tegas."
"Iya mbak. Nanti selepas sholat isya kita geledah kamar Almira, biar mbak percaya kalau sebenarnya saya tidak berbohong. Terimakasih mbak. Saya pamit dulu. Wssalamu'alaikum."
Eva pun kembali menuju kamarnya.Tanpa Eva sadari, Almira tlah menguping pembicaraan Eva dengan lurah pondok. Almira yang berniat untuk membayar uang makan bulanan akhirnya mendengar semua pembicaraan mereka.
Termasuk rencana Eva dan pengurus untuk menggeledah kamarnya setelah sholat isya. Kini Almira tau kalau ternyata Eva sudah melaporkan semua perbuatan yang telah Almira lakukan dengan ayahnya.
Sebelum Eva meninggalkan kantor pengurus, Almira tlah bersembunyi di bawah meja yang berada di depan kantor.
"Huuuuuuh. Kak Eva jahat sudah memfitnah Almira, Almira mau bilang ke abi. Awas aja nanti almira bikin sate kak eva karna udah jahat sama Almira dan abi."
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCOPATH ALMIRA
Mistério / SuspenseGenre thriller horror. #awal publish 4 Juli 2020 Jiwa pembunuh itu ada di antara kalian...!!