OPLAS

858 39 22
                                    

Setelah mencuri identitas palsu dari rumah Gilang, sahabat Arya yang akhirnya mati terbunuh. Almira mempersiapkan semua keperluan yang akan ia bawa ke Thailand bersama calon suaminya, Arya.

Almira memasukkan pakaiannya kedalam koper, dan membawa segala keperluannya bersama Arya selama di Thailand. Tak lupa Almira membawa kripik kulit tikus kedalam koper sebagai camilan di perjalanan.

Tikus-tikus itu masih menjadi makanan favorit Almira sejak sepuluh tahun lalu, bagi Almira daging tikus yang terbalut darah segar jauh lebih lezat daripada tikus yang sudah di olah menjadi makanan.

Tapi entah kenapa setelah memakan bakso daging Gilang yang ia santap semalam bersama Arya membuatnya ketagihan. Sensasi baru yang ia dapatkan, yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Mungkin ini bukan kali pertama Almira memakan daging manusia, saat tragedi pembantaian satu keluarga yang menewaskan keluarga Aisyah, ayahnya tlah mengajarinya untuk memakan daging manusia, daging adik aisyah yang baru berumur 1 bulan yang di oven ayahnya.

Tidak hanya jiwa psikopat yang diturunkan oleh Ayahnya, tapi juga jiwa kanibalnya muncul berkat didikan pak Doni, ayah tercintanya.
Dan kali ini Almira menikmati sensasi yang luar biasa saat ia bisa menyantap bakso Gilang.

Daging yang terasa lezat, empuk, dan dengan tekstur yang lembut membuat Almira ingin kembali menyantap daging manusia.

Setelah selesai menyiapkan segala kebutuhannya di Thailand Almira bergegas untuk tidur, sebab besok pagi ia harus berangkat ke Thailand untuk operasi plastik sebelum para polisi itu menangkapnya karena tlah kabur dari penjara.

***

Saat tengah malam, Almira merasakan ada sesuatu yang menindihnya. Ia berusaha untuk bangun dari tidur tapi tidak bisa, seakan-akan seluruh tubuhnya menjadi kaku tak bisa digerakkan. Almira terus berusaha untuk membuka mata. Tiba-tiba saat ia terbangun, sosok anak kecil botak tlah menindih tubuhnya. Anak kecil itu tersenyum tanpa pakaian, hanya mengenakan kolor berwarna putih seperti kain kafan yang tlah usang. Ia menunjukkan gigi-giginya yang tajam seolah-olah ingin menghisap darah Almira.

Tiba-tiba... bruakk..

Arya membuka pintu kamar Almira, dan sosok anak kecil botak itu menatap tajam pada Arya yang berdiri di depan pintu dengan tatapan kemarahan.

"Jangan dia... kumohon jangan dia." teriak Arya.

"Aku mau makan. Aku lapar. Aaaarrrrgghh."

Tiba-tiba Arya mengeluarkan sebuah cincin dengan batu akik yang ia dapatkan dari laci ibunya, setelah ibunya meninggal karena ia bunuh. Ia arahkan cincin itu itu ke sosok anak kecil yang menindih tubuh Almira.

"Aaaaaa.. panaass..." sosok anak kecil itu berteriak kenapanasan dan akhirnya menghilang.

Setelah sosok itu menghilang, Almira bisa menggerakkan tubuhkan kembali. Ia pun memeluk Arya yang saat itu ada di depannya.

"Kamu gak usah takut sayang. Aku akan terus menjagamu."

"Siapa sosok itu Arya?."

"Tuyul. Tapi dia bukan sembarang tuyul, dia tuyul yang levelnya ada di atas tuyul-tuyul yang lain."

"Kamu pelihara tuyul Arya?."

"Bukan aku. Tapi oma dan papaku. Mereka melakukan perjanjian dengan iblis. Mereka tak puas melakukan pesugihan dari satu makhluk mir. Tapi dari beberapa makhluk yang ada dirumah ini adalah peliharaan oma dan papaku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang