AYAH DAN ANAK

1.1K 68 2
                                    

Almira adalah seorang anak remaja yang baru berusia 13 tahun. Ia baru memasuki Sekolah Menengah Pertama. Orangtuanya memasukkan Almira ke pesantren agar ia lebih mendalami ilmu agama.

Tapi dalam hati yang terdalam bu Dina yang tak lain adalah ibu Almira merasa cemas dan khawatir. Karna sejak kecil anaknya mempunyai riwayat psikopat.

Masih tergambar jelas dalam ingatan ibu Almira. Beberapa tahun silam saat Almira masih berusia 3 tahun. Almira kecil bermain-main di belakang rumahnya. Saat itu sang ibu sedang memasak untuk makan siang.

Almira kecil melihat seekor anak kucing yang berjalan di pekarangan. Lalu mengambil anak kucing yang masih kecil dan lucu itu. Ia gendong kesana kemari.

Saat itu pula Almira kecil melihat kobaran api di tempat pembakaran sampah di belakang rumahnya. Iapun menuju ke tempat pembuangan sampah, dan melemparkan anak kucing yang malang itu kedalam api yang membara.

Saat mendengar suara kucing yang mengeong kesakitan, bu Dina bergegas mematikan kompor dan menuju pekarangan belakang rumahnya.

Betapa kagetnya sang ibu melihat Almira yang tertawa melihat anak kucing yang terbakar di tumpukan sampah. Bu Dina segera berlari menolong kucing kecil itu. Tapi sayang, kucing kecil yang malang nyawanya tidak dapat tertolong lagi.

"Almira. Apa yang kamu lakukan pada kucing itu nak?" Tanya sang ibu sedikit marah.

"Hahahahaha. Kucingnya Almira bakar umi. Lucu kalo kucingnya nangis" jawabnya seperti tanpa beban.

Mendengar jawaban anaknya. Badan sang ibu langsung lemas dan akhirnya tumbang.

"Ya Tuhan, anakku Almira. Almira jangan lakukan itu lagi nak. Almira gak boleh menyiksa binatang. Mereka juga makluk Allah yang harus kita lindungi dan sayangi" nasehat bu Dina pada anaknya.

"Tapi Almira senang liat kucingnya nangis umi. Lucu." jawab Almira dengan polosnya.

"Astaghfirullah sayang. Umi gak suka. Almira dengerin umi ya. Almira gak boleh lagi menyiksa binatang. Almira paham apa yang umi bilang? Almira harus nurut sama umi" kata bu Dina dengan sedikit nada tinggi.

"Iya umi, Almira gak akan mengulanginya lagi." Jawab anaknya.

Tiba-tiba sang ayah datang karna mendengar suara gaduh dari pekarangan.

"Ada apa to ini kok ribut-ribut?." Tanya pak Doni.

"Almira bi, Almira membunuh anak kucing." ucap bu Dina sambil menangis memeluk suaminya.

"Halah gitu aja ko diributin. Almira itu masih kecil. Dia belum ngerti apa-apa." jawab sang suami.

"Tapi bi. Kita tak boleh membiarkan anak kita melakukan ini terus. Dosa bi, dosa." Kata bu Dina sedikit kesal dengan jawaban suaminya.

"Ya sudah, iya iya. Gak usah marah-marah gitu lah." pak Doni mulai menenangkan istrinya.

"Ayok kita kuburkan anak kucing ini lalu makan siang bi." ajak bu Dina pada suaminya.

Merekapun mulai menguburkan anak kucing yang sudah hangus terbakar sampai semua isi perutnya keluar.
Dan setelah selesai menguburkan anak kucing yang malang itu, mereka kembali kedalam rumah lalu makan siang.

Bagi pak Doni, apa yang dilakukan anaknya adalah sesuatu yang biasa saja. Karena jiwa psikopat anaknya menurun dari dalam dirinya.

Apa yang dilakukan Almira tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang pernah pak Doni lakukan pada semua mantan pacarnya.

Saat memasuki Sekolah Menengah Pertama sampai memasuki bangku kuliah, pak Doni dikenal sebagai seorang fuckboy.

Dengan wajah tampan, kulit putih nan menawan membuat banyak wanita terpikat pada aura ketampanannya. Ia pun mulai memanfaatkan wanita-wanita yang mengaguminya. Bahkan tak jarang wanita-wanita itu rela menyerahkan keperawanannya pada Doni muda untuk menjadi pacarnya.

Saat itu Doni muda baru saja memacari seorang wanita cantik keturunan Belanda bernama Sinta.

"Mas Doni, nanti malam kita keluar yuk,malam mingguan. Sinta kangen sama mas." ucap Sinta pada Doni.

"Iya. Nanti aku tunggu di persimpangan jalan dekat rumahmu ya"

"Oke mas. Eemmmuuuach"

Mereka pun mulai bertemu. Berboncengan, dan dimabuk asmara.

Sampai akhirnya hujan deras mengguyur tubuh muda mudi yang dimabuk cinta. Mereka berdua memutuskan untuk berhenti di sebuah gubuk tua. Entah setan apa yang merasuki mereka.

Melihat kecantikan dan kemolekan tubuh wanita berdarah Belanda itu Doni muda tak kuasa untuk menjamahnya.

Pagi harinya Doni mencari cara agar apa yang ia lakukan malam itu bersama Sinta tidak ketahuan siapapun.

Doni mengambil batu besar kemudian memukulkannya ke kepala Sinta. Darah segarpun bercucuran dari pelipis Sinta. Sampai akhirnya Sinta terbangun akibat pukulan itu.

"Mas Doni apa yang kamu lakukan? Tolooong.. toloooong."

Sinta berusaha untuk melarikan diri. Tapi Doni menjambak rambut panjangnya, dan membenturkan kepala Sinta ke sebuah kayu.

"Tolooong.. tolooong." Teriak Sinta.

"Ssssstttt jangan berisik sayang." Doni  mengeluarkan pisau kecil dari dalam saku celananya. Dan ia gores leher sinta dengan pisau kecil itu. Hingga darah mengalir dari lehernya.

Melihat darah yang mengalir pada tubuh Sinta, Doni merasakan sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa sangat puas dan bahagia. Jiwa membunuhnya mulai muncul saat itu juga.

Doni menyeret tubuh Sinta, kemudian memegang tangannya, lalu menggoreskan tulisan "I LOVE YOU SINTA" pada lengan gadis cantik itu.
Darah pun mengalir kemana-mana.

Sinta hanya bisa menangis dan berteriak meminta tolong.

"Aku mencintaimu sayang." ucap Doni padanya.

"Jangan menangis sayang."

Doni mengecup kening Sinta dan memukulkan kembali batu besar itu tepat di kepala Sinta dengan sangat keras. Sampai akhirnya Sinta tak lagi bisa bersuara dan meninggal dunia.
Setelah itu mayat Sinta ia seret dan ia lemparkan kedalam jurang.

Sejak saat itu Doni merasa puas dan senang ketika bisa menyakiti oranglain. Sudah berapa banyak mantan pacarnya yang menjadi korban kebengisan Doni dimasa muda. Ada Lia yang ia mutilasi dan ia masukkan kedalam karung lalu mayatnya ia buang ke sungai. Ada lagi Bunga yang ia bunuh kemudian dagingnya  dipotong menjadi bagian kecil-kecil, lalu ia masak daging Bunga bersama kecap manis dan dihidangkan untuk teman-temannya.

Sampai Akhirnya Doni pun bertemu dengan Dina, ibu Almira. Seorang wanita cantik, sholihah, penyabar, pintar mengaji dan penyayang.

Doni mulai jatuh cinta sejak pandangan pertama. Kelembutan dan ketulusan hati Dina membuatnya jatuhcinta.

Sampai pada suatu hari Doni mulai mendekati Dina. Dina mengajarinya sholat, mengaji, dan mengajari ilmu agama. Sampai akhirnya mereka pun semakin dekat, dan Doni berniat untuk menikahinya.

Tapi Doni tak pernah menyangka bahwa jiwa psikopatnya menurun pada anaknya. Almira.

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang