MELAMAR

1.2K 51 11
                                    

Di sebuah rumah yang begitu megah, seorang nenek tua tengah duduk di kursi goyangnya. Tiba-tiba seorang pemuda membuka pintu rumah yang besarnya sama persis seperti istana raja.

Hahhahahaha...

Nenek tua itu tertawa terbahak-bahak dengan pandangan yang kosong, menatap sarang laba-laba yang berada di atas atap rumahnya.

Mendengar suara langkah kaki, si nenek langsung menoleh ke arah datangnya suara. Si nenek tua ingin tau siapa orang yang telah berani memasuki rumahnya tanpa izin.

"Oma."

"Arya." Si nenek menatap Arya dengan tatapan penuh kebencian.

"Oma kenapa bisa begini oma?."

"Kamu harus mati. Hahahahhaha. Gara-gara kamu lahir di dunia ini anakku mati. Kenapa tidak kamu saja yang mati Arya. Hahahahha."

"Apa maksud oma?."

"Semua itu gara-gara Sukma ibumu, karena ibumu melahirkan anak laki-laki, kini Bimo anak kesayanganku mati. Dasar anak pembawa sial. Kamu pikir darimana aku dan bapakmu bisa mendapatkan kekayaan yang berlimpah seperti ini?"

"Apa maksud oma?."

"Semua kekayaan yang berlimpah ini aku dapatkan dengan bersekutu dengan iblis. Aku dan Bimo anakku melakukan perjanjian dengan iblis, kami harus memberikan tumbal bayi perempuan darah daging Bimo, dan jika lahir bayi laki-laki harus dibunuh."

"Kalaupun aku bisa memilih, aku tak mau dilahirkan di dunia ini."

"Semua ini gara-gara ibumu, wanita sialan itu menyembunyikanmu agar tetap hidup. Wanita sialan. Gara-gara Sukma melindungimu kini Bimo anak kesayanganku satu-satunya harus menjadi tumbal menggantikanmu."

"Oh my God, Aku tak tau apa-apa oma. Sampai kapan oma terus membenciku seperti ini?."

"Sampai kamu mati. Hahahhaha."

Si nenek berdiri dari kursi goyangnya untuk mendatangi Arya.

"Kamu harus mati... kamu harus mati... kamu harus mati... hahahhahha."

Si nenek tua terus mencekik leher Arya dengan kedua tangan keriputnya sampai Arya kesulitan untuk bernafas.

"Oma jangan oma. Kumohon jangan oma. Jangan... Tidaaaaaaaaaakkkkkkkkkk."

Kukuruyuuuuk.....kukuruyuukkk....

Suara kokok ayam membangunkan Arya dari mimpi buruknya. Tubuhnya penuh dengan keringat dan nafas yang masih terengah-engah.

"Huuuuuuuft. Cuma mimpi ternyata. Tapi apa maksud mimpiku barusan?. Apa semua ada kaitannya dengan papa yang pergi meninggalkan mama, dan gak pernah kembali lagi sampai sekarang?. Boda amat lah. Almira sudah bangun belum ya?. Aku harus bangunin dia."

Pagi itu adalah pagi yang sangat cerah, burung-berung berkicauan, dan udara pagi begitu sejuk dan segar. Arya segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar Almira.

Tok... tok.. tok...

"Almira bangun, udah pagi ini loh. Jangan molor terus kaya kebo."

Almira pun membuka pintu kamarnya.

"Hoooammps. Aku masih ngantuk nih Arya."

"Bangun lah mir. Hari ini kita harus siap-siap untuk ngurus pasport ke Thailand."

"Iya deh iya aku mau mandi."

"Btw, kamu cantik Mir kalo baru bangun."

"Ih gombal banget kamu Arya. Sana mandi juga kamu."

PSYCOPATH ALMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang