CH 7 - Sorry, No

307 51 1
                                    

Seulgi mencoba mengulangi gerakannya berkali-kali sambil memeriksa bayangannya di cermin. "tidak, ini tidak benar!" ia mengulang musiknya. Sudah sekian kali ia latihan untuk kompetisinya, tapi ia rasa ada yang kurang.

Ponselnya berdering beberapa kali. "Seulgi-ah? kamu dimana?"

"Oh, paman. Aku masih di ruang latihan. Oh tidak, ini sudah jam 4 sore"

"Nah kamu sadar juga. Hari ini akan ada banyak pelanggan di restoran kita, jadi pastikan kamu datang tepat waktu. Aku akan beli bahan makanan dulu"

"emangnya siapa yang akan datang ke restoran sampai paman berapi-api seperti ini?"

"presiden korea!" celetuk ayah Wendy dari seberang sana. "paman bohong kan? Mana mungkin presiden korea mau makan di tempat murah."

"enak saja kamu bilang! Aku akan memotong gaji bulananmu kalau bicara sekali lagi."

"Oh, paman membuatku jantungan. Jangan dong!" Seulgi meminum air mineral dan menyeka keringatnya. "paman tega sekali mengancam anak dibawah umur sepertiku."

"kamu itu sudah dewasa. Kamu seumuran Wendy, tidak ngaca kamu!"

Seulgi terkekeh. Selalu saja keluarga Wendy membuatnya tertawa dikala ia lelah. "jadi siapa pelanggan yang akan mengantarkan banyak uang hingga membuat paman berapi-api seperti ini?"

"ada sepasang kekasih. Mereka ingin melamar ditempat pertama kali mereka ketemu. Hei, jalanlah Robin!! Ayolah jangan macet saat seperti ini!"

Oke. Kalau ayah Wendy membicarakan Robin itu artinya dia membicarakan mobil butut kesayangannya yang katanya sudah menemani hidupnya lebih lama dibanding ibu Wendy.

"ada apa denganmu? Tidak, tidak mungkin kamu macet."

"aku rasa Robin harus servis lagi, paman"

"Eh, eh.. kamu... kebetulan sekali aku bertemu denganmu. Bisa tolong bantu aku buat dorong mobil?" Seulgi tebak ayah Wendy akan menarik siapapun di jalanan untuk membantunya mendorong mobil bututnya. "Eh, Seulgi-ah! pokoknya jam 5 kamu harus datang. Ibu Wendy sudah menunggumu, aku tutup dulu ya, ada Yoongi yang mau mendorong Robin untukku."

Telepon ditutup.

Seulgi terpaku di tempat. Ia tidak salah dengar kan bagian Min Yoongi yang membantunya mendorong mobil?

Ah itu pasti Yoongi lain kan? Bukan Yoongi yang itu kan?

Mana mungkin Yoongi yang berandal itu membantu ayah Wendy!

"aku terlalu over thinking! Latihan!" pada akhirnya latihannya jadi tidak fokus gara-gara memikirkan Yoongi.

..::TUNE IN LOVE::..

Yoongi berjalan seorang diri di tepi jalan. Akhir-akhir ini ia jadi malas untuk melakukan sesuatu. Tiba-tiba ia mendengar suara klakson yang sangat kencang diarahkan tiap kali ia melangkah, seakan menariknya untuk menoleh.

"Eh, eh.. kamu..." jendela mobil terbuka, "kebetulan sekali aku bertemu denganmu. Bisa tolong bantu aku buat dorong mobil?"

Yoongi melihat ayah Wendy yang terlihat kseulitan mengoperasikan mobilnya. "Eh, Seulgi-ah! pokoknya jam 5 kamu harus datang. Ibu Wendy sudah menunggumu, aku tutup dulu ya, ada Yoongi yang mau mendorong Robin untukku." Telepon ditutup.

"aku mau berbelanja tapi Robin tidak mau jalan. Aduh, bagaimana ini!"

"bukakan mesin depan mobil. aku akan memeriksanya" Yoongi menaikan lengan bajunya lalu membuka mesin mobil, ia melakukan sesuatu pada Robin yang tidak ayah Wendy mengerti. Yang jelas dalam waktu lima menit, mobilnya bisa dinyalakan seperti semula.

TUNE IN LOVE • Wenga  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang