CH 11 - She's Back

280 45 0
                                    

"jangan lupa minum obatnya teratur. Jaga terus kondisi tubuhmu. Oke?"

Yoongi keluar dari ruang konsultasi dokter. Ayah Wendy tidak sengaja menemukannya saat ia menyelesaikan administrasi obat. "Oh, Yoongi-ah.. Wendy sudah bangun, mau melihatnya?"

"sayang, aku sudah datang..." pintu ruangan Wendy terbuka. Yoongi melihat Wendy tengah membuka matanya. "Ibu.. kenapa ruangan ini begitu gelap?"

"Wendy sayang..."

"Ibu.. aku tidak bisa melihat tanganku sendiri. Ini dimana ibu?" Wendy menggerak-gerakkan tangannya didepan wajahnya.

"Wendy, tenanglah. Itu sudah empat tahun yang lalu.."

Wendy mengernyitkan dahinya. "lima tahun apanya, ayah? Aku masih mendengar suara itu! suara mobil itu.. plat nomor itu... 4389 mobil sedan merah, aku masih bisa ingat.. tapi kenapa mataku..."

Ibu Wendy dapat melihat wajah terkejut Yoongi yang belum pernah melihat sisi Wendy yang seperti ini. "Yoongi-ssi, lebih baik kamu pergi dari sini."

"Ibu.. katakan padaku kenapa aku tidak bisa melihat? Apa salahku? Katakan ibu..." Wendy menjadi histeris. Air matanya jatuh berlinang.

Dibalik senyuman dan sikap tenang yang selalu ditunjukan ke setiap orang, ternyata ada luapan emosi yang belum pernah Yoongi lihat.

"ayah Wendy, bisa jaga Wendy sebentar" Ibu Wendy membawa Yoongi menjauh dari ruangan itu.

Ibu Wendy memberikan kopi hangat kepada Yoongi untuk menenangkannya.

"pasti Nak Yoongi kaget ya melihat keadaan Wendy seperti itu. terkadang dia memang melupakan kalau dia tidak bisa melihat karena kecelakaan 4 tahun lalu yang membuatnya shock. Saat itu hari kelulusannya dan ia dalam perjalanan pulang setelah pesta perpisahan dengan teman-temannya."

"setelah kecelakaan itu, ia jadi membenci dirinya dan selalu mengingat momen sebelum ia tertabrak. Ia jadi murung dan hampir melakukan percobaan bunuh diri." mata ibu Wendy berkaca-kaca.

"tapi disuatu waktu ia menangis setelah mendengarkan bunyi piano dari ruang rehabilitasi. Orang yang memainkan piano itu adalah pianis terkenal yang menderita kanker stadium lanjut."

"walaupun lagu ini sedih, tapi kamu dapat menemukan harapan didalamnya bila kamu mencarinya dengan baik. Sama seperti singkatnya kehidupan. Ketika kamu menemukan momen berharga dan menyimpannya baik-baik, aku yakin itu akan memberimu semangat."

"lalu apa yang hal yang sangat berharga dalam hidupmu?"

"hhmm... aku sangat suka piano. Musik adalah bahasa universal. Tanpa mengatakan apapun aku dapat memberitahumu tentang perasaanku. Karena itu kamu duduk disini kan?"

Wendy mengerti. Fakta bahwa alunan musik yang dimainkan wanita yang hanya bisa ia dengar suaranya ini begitu membuatnya bahagia. Ia seperti menemukan semangat kembali dan ia tidak merasa kesepian.

"tapi daripada piano... ada hal lain yang sangat berharga untukku. Dia adalah putraku." Wanita itu menatap ke udara. "dia adalah harta yang tak ternilai untukku. Dia sangat lembut, kadang dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya, kadang dia merajuk. Tapi dia orang yang sangat berani dan penuh keyakinan. Dia sangat berbakat, jadi aku yakin dia akan sukses. Satu-satunya yang kukhawatirkan tentangnya adalah dia tidak menangis."

Wendy merasakan nafas wanita itu semakin berat dan tertahan. Apakah dia menangis?

"Yoongi itu.. seumur hidupnya jarang sekali menangis. Aku tidak pernah melihatnya menangis walau ia sedih sekalipun. Dia bukannya tidak peka, hanya saja dia tidak tahu bagaimana cara menangis. Aku khawatir, dihari kematianku pun, dia tidak menangis."

TUNE IN LOVE • Wenga  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang