CH 14 - She Must Know

257 43 1
                                    

Yoongi berjalan menghampiri Wendy yang duduk di taman kampus. "Yoongi?"

"Hn. Kamu bisa menebakku sekarang."

"tentu saja. hanya ada satu orang yang punya suara langkah ragu-ragu sepertimu. Kemarilah, aku baru saja membuka bekal makan siangku. Ini untukmu," Wendy memberikan omelet miliknya.

Rasa yang membuatnya nostalgia, rasa yang sama dengan yang pernah diberikan oleh ayah Wendy. "ayahmu yang membuat?"

"tidak. Aku sendiri yang buat. Bagaimana rasanya?" Yoongi menaikan sudut bibirnya, "biasa saja."

"aku memanggilmu karena ingin mengatakan sesuatu padamu. Kita akan diundang ke pertunjukan gala dihadapan presiden. Itu artinya satu korea akan melihat kita!"

Wendy mengernyitkan dahi. "satu korea akan melihat kita, kamu dengar?"

"Hn."

"ada apa dengan nada bicaramu yang lemah dan tidak bersemangat? Apa ada masalah?"

"Wendy-ah, bagaimana kalau kamu menemukan bahwa yang membuatmu tidak bisa melihat adalah orang terdekatmu?"

Wendy menimbang-nimbang. "entahlah, aku sudah tidak peduli lagi dengan siapa yang membuatku seperti ini. Aku sudah melupakannya."

Lalu kenapa terkadang kamu terguncang?

"apakah dia orang yang kukenal? Hmm.. kalau itu Yoongi, aku akan memaafkanmu karena kamu membuatku menang. Ah dan juga, kamu harus membantuku untuk pertunjukan gala kali ini. Baru aku memaafkan. Oke?"

..::TUNE IN LOVE::..

Sekretaris Kim menghentikan laju mobilnya ketika seorang laki-laki menghalangi jalan satu arah menuju rumah CEO Min. "ada apa?"

"tuan.. anu.. itu.."

Pintu mobil bagian belakang digedor beberapa kali. CEO Min membuka pintu mobilnya, "Yoongi?"

Yoongi menarik kerah baju ayahnya dan memukulnya dengan keras. Ia memukul beberapa kali hingga hidung ayahnya berdarah. "aku benar-benar kecewa dengan kelakuanmu. Sudah cukup menjadi ayah yang buruk, kamu juga menjadi orang paling buruk yang aku temui selama hidupku."

"apa yang kamu lakukan!"

"kamu menabraknya kan? Anak SMA yang mau pulang waktu itu. empat tahun yang lalu" Yoongi mencoba mengontrol amarahnya yang meluap-luap.

"Iya aku yang menabraknya. Aku kesal dengan ibumu yang berselingkuh. Bagaimana bisa dia membohongiku."

Yoongi memperketat cengkeramannya, "jadi kamu merasa gak bersalah? benar sih, sesuai harapan ibu, kamu jadi tidak memikirkan dia bahkan setelah dia meninggal.  Dia terlalu memikirkan orang-orang disampingnya"

"tapi... bahkan sebelum ibu membuatmu percaya kalau dia selingkuh, kamu sudah selingkuh duluan dengan perempuan itu kan! Apa kamu tahu, ibu juga mengetahuinya?"

"Aku..."

Yoongi mendorong ayahnya. "mulai sekarang aku bukan putramu lagi. Aku tidak akan bertemu dan berurusan denganmu. Cari saja orang lain untuk meneruskan keegoisanmu!"

..::TUNE IN LOVE::..

Yoongi melihat Wendy berdiri di ruang musik. "Yoongi-ah, aku punya berita bagus untukmu! Sebentar lagi aku bisa melihat! Ayahku bilang ada donor yang cocok untuk mataku dan minggu ini aku sudah harus periksa! Bukankah itu berita bagus?"

"Hn."

"akhirnya aku bisa melihat lagi, setelah sekian lama. Aku ingin kamu menjadi orang yang pertama aku lihat setelah aku bangun dari meja operasi. Setelah itu kita bisa latihan bersama untuk pertunjukan gala nanti. Ah, aku juga mau mengatakan sesuatu yang sangat penting kepadamu."

"apakah tidak bisa dikatakan sekarang?"

"tidak, tidak. Kalau dikatakan sekarang nanti kita tidak fokus latihan. Pokoknya sekarang hanya fokus latihan dan persiapan operasi."

"Wen, aku tidak bisa menjadi partnermu di pertunjukan gala."

Senyuman yang mengembang di wajah Wendy seketika pupus. "ke-kenapa?" Bibir Wendy bergetar, "apa ada sesuatu yang membuatmu tidak bisa tampil?"

"Dan Juga.. sebaiknya kamu tidak usah dekat denganku, karena aku yang menyebabkanmu kecelakaan."

"Yoon-"

"Aku tidak mau minta maaf denganmu dan kamu tidak perlu memaafkanku. Kamu hanya perlu membenciku" Yoongi berbalik meninggalkan Wendy yang masih mencoba memahami apa yang terjadi.

Mendengar suara langkah kaki Yoongi yang semakin menjauh, Wendy memanggilnya.

"Yoongi!! aku..."

tidak! dia tidak sedikitpun menghentikan langkahnya. Apa yang harus kulakukan?

..::TUNE IN LOVE::..

"pamparampam parampamm... yeahh.." Hoseok meneguk soda miliknya. "Yoongi-ah!"

Yoongi berjalan menuju Hoseok berada. "Namjoon mana?"

"dia lagi sibuk deketin cewek dan tersisa gue sendiri. Ada apa hyung? Bukannya lo harus latihan piano?"

"Nih, buat lo!" Yoongi memberikan sebuah tas kecil untuknya. "apa nih?"

"ntar aja bukanya. Kalau lo lagi ada waktu. Gue sibuk untuk sementara waktu jadi gue gak bisa ketemu sama lo. Jangan ganggu gue ya!"

Hoseok nyengir, "sibuk pacaran sama Wendy ya? Eh, latihan maksudnya"

"gue gak ada apa-apa sama dia." Candaan Hoseok menjadi garing. "gue cabut dulu ya, Bye"

"semangat hyung! Gue doain lo jadian sama Wendy, eh maksudnya menangin apalah.. piano itu!"

Hoseok memiringkan kepalanya. "Gak biasanya Yoongi ngasih gue hadiah." Ia membuka tas kecil hadiah dari Yoongi. Isinya adalah buku Manajement Bisnis dan Tips Sukses berbisnis. terdapat sebuah notes diatasnya.

Jangan temuin gue sebelum lo selesain semua soal ini. Gue bakal cek satu-satu!

Hoseok tersenyum kecil, "hyung ada-ada aja!"

..::TUNE IN LOVE::..

_________________________________________________________________________

Hallo, Vena Disini.  gimana chapter ini? garing? kesel? apa gaje?

Yah, ternyata eh ternyata yang nabrak Wendy ... au ah! tapi kenapa Yoongi yang ngaku ya? kasian '_'

Jangan lupa voment ya...

Chapter besok akan lebih-  *anti spoiler*

TUNE IN LOVE • Wenga  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang