CH 1 - I see her But She can't see me

644 82 2
                                    

Saat Yoongi tersadar, dia berada di sebuah ruangan di rumah sakit. Seorang pria paruh baya berada di sampingnya, menunggunya sadar sempurna. "tuan muda!"

"berapa jam aku tidur disini?" tanyanya sambil mendudukan diri.

"sepuluh jam penuh. Saya datang kemari untuk mengecek keadaan tuan muda. Syukurlah tuan muda tidak pa-pa"

Yoongi mengernyit, "kalau dia tidak peduli denganku, jujurlah. Tidak usah mengirim sekretaris Kim kesini. Sampaikan itu padanya." Ia mencabut infus di pergelangannya secara paksa lalu berjalan meninggalkan sekretaris Kim.

"tuan muda, untuk sementara ini kartu kredit Anda akan dibekukan dan mobil Anda tidak bisa dipakai. Karena itu saya akan datang setiap minggu pada Anda untuk memberikan uang"

Pintu ruangannya terbuka. Dokter yang bertanggung jawab atasnya melihat Yoongi berdiri dihadapan pintu dengan infus yang sudah terlepas dan tangan kanannya yang dibalut dengan arm sling. "yaampun, Anda belum pulih benar. Anda juga harus melakukan pemeriksaan lanjutan."

"aku akan pergi."

..::TUNE IN LOVE::..

Yoongi berdiri dihadapan lift setelah menjalani pemeriksaan yang ada di dua lantai di bawahnya. Tak lama setelah dia berdiri, ia melihat seorang perempuan berambut cokelat berdiri disampingnya. Perempuan itu berjalan perlahan menggunakan tongkat kurusnya. Rambutnya tergerai, kulitnya begitu putih, pandangannya lurus ke depan dan bibirnya yang indah.

TINGG!!

Pintu lift terbuka.

'untung liftnya kosong' batin Yoongi. Ia segera masuk ke dalam lift disusul dengan perempuan itu.

"mau ke lantai berapa?" tanyanya canggung.

Gadis itu meraba dinding lift dan berjalan menuju pojok kanan ruangan sempit itu. ia menekan tombol liftnya dengan indra perabanya. "maaf, tapi aku bisa sendiri."

Selama berada di lift, baik Yoongi maupun gadis itu hanya terdiam. Sejenak Yoongi bisa mendengar senandung kecil yang digumamkannya. Yoongi terpaku saat melihat bayangann lift yang menampakan gadis itu tersenyum kecil dan sesekali menggerakkan kepalanya. Entah mengapa senandungnya membuat Yoongi menaikan sudut bibirnya.

TINGG!!

Pintu terbuka. Tiba-tiba gadis itu berbalik ke arahnya. "apakah kamu turun di lantai ini?"

Yoongi menatap nomor lantai yang ada diatas lift. Oh, tidak! Dia ketahuan melamun di lift.

"Oh, Eh Ya. Makasih sudah mengingatkan" ia berjalan keluar dari lift. "sama-sama!"

..::TUNE IN LOVE::..

Setelah Yoongi selesai melakukan pemeriksaan lanjutan, ia dibolehkan pulang. Itupun karena dia yang memaksa. Ia berjalan menuju sebuah pemakaman umum yang berada di dekat gereja. ia letakkan sebuah buket bunga diatas sebuah makam bermarga "Min"

"maaf aku telat." Katanya singkat. ia tidak mengatakan apapun setelahnya, hanya berdiam diri sambil melihat anak-anak yang sedang bermain dari kejauhan.

Yoongi berjalan menuju gereja tersebut, menemukan banyak anak kecil yang sedang bermain ria.

"hei tungggu aku! Aku akan menangkapmu!"

BUG!

"Kalian gak liat ada orang disini? Kalau jalan liat-liat dong!" kedua anak itu segera meminta maaf dan menjauh, "Ah, menyebalkan. Jahat sekali kakak itu!"

Dia teringat masa kecilnya saat pertama kali datang ke gereja ini bersama ibunya. Ibunya pasti akan menyempatkan waktu untuk bermain dengan anak-anak seumurannya waktu itu dan mengabaikannya. Terkadang Yoongi menjadi cemburu akan kasih sayang ibunya.

"kan kamu selalu main dengan ibu dirumah. Sedangkan mereka kan tidak punya keluarga. Jadi ibu ingin jadi orang tua mereka walau sebentar" begitu kata ibunya saat Yoongi sebal.

Tiba-tiba Yoongi mendengar sebuah melodi piano. Suaranya begitu riang bak melompat-lompat diatas kepalanya.

"wah, itu pasti Wendy unnie!" ujar seorang anak perempuan.

"Wendy unnie datang!" teriak yang lainnya.

"Yes, noona akhirnya datang juga!" semua anak yang tadinya main-main di luar lapangan kini berbondong-bondong berlari ke dalam gereja.

"mereka sangat suka dengan guru musik mereka" ujar seorang laki-laki berpakaian serba hitam ala pendeta.

"Yoongi-ssi datang kemari karena hari peringatan nyonya ya. Bagaimana kalau melihat-lihat sebentar ke dalam gereja"

Yoongi tidak menanggapinya. Daripada berjalan mendekati gereja, ia malah menjauhinya. Yoongi sudah tidak percaya pada tuhan yang telah merenggut nyawa ibunya.

Langkahnya terhenti saat ia mendengar melodi yang familier.

The way to home is so far

But it's okay because i meet you

Spend our time together so nothing fear

Lets meet again even after life

"Oh, kakak jahat!" sahut seorang anak sambil menunjuknya. "ngapain kakak jahat kesini? Jangan bilang kakak jahat ini mau menyakiti kak Wendy!"

Permainan piano terhenti. Gadis itu mengambil tongkatnya lalu berdiri dari tempat duduknya. "kamu siapa?"

"kakak ini tadi marahin kami kak!" adunya.

Yoongi berbalik, ia berniat meninggalkan ruangan itu. "kak dia kabur! Dasar kakak jahat!"

Gadis bernama Wendy itu berjalan cepat dan memukul punggung Yoongi dengan tongkat miliknya. "Akhh!"

"kalau kamu salah, minta maaflah pada anak-anak. Mereka jadi takut padamu!"

Seluruh anak-anak mentertawakannya karena Yoongi dimarahi habis-habisan olehnya. "hahahaha... rasain kakak jahat!"

Wendy menyentuh kerah baju Yoongi, "ayo minta maaf" ancamnya. Terdengar suara decakan Yoongi yang penuh paksaan.

"iya, gue minta maaf bikin kalian takut!"

Wendy melepaskan cengkeramannya tiba-tiba. "kamu yang waktu itu di rumah sakit kan?" tanyanya.

Yoongi terkejut. Bagaimana gadis ini tahu kalau mereka pernah bertemu di lift hari ini?

"benar kan?" tanyanya menginterogasi. "pantas saja anak-anak takut padamu. Sikapmu aneh. Kamu orang aneh!"

"kalian tenang saja ya, kakak aneh ini tidak akan mengganggu kalian lagi, oke?" semuanya kompak menjawab, "Ya, kak!"

"yasudah, karena kakak sudah datang kesini. Kakak mau pulang."

"Eh, kakak udah mau pulang aja? Kita mau dengerin lagu kakak lagi! ayo sekali lagi!!"

"eung.. lain kali aja ya, soalnya udah sore, kakak harus pulang." Ujar Wendy sambil tersenyum kecil. Ia melambaikan tangannya pada anak-anak seraya menghilang dari gereja.

Wendy mematikan getaran jam tangannya. "wah, tidak terasa sudah jam lima sore. Aku harus cepat." Ia mepercat jalannya yang dituntun oleh arah tongkatnya. Segala suara dan getaran yang dirasakan olehnya cukup membuatnya mengetahui dimana dia berada.

Wendy menghentikan langkahnya. "kamu mengikutiku ya?" tanyanya pada udara.

Yoongi menahan langkah kakinya. Benar, dia mengikutinya sejak dia berpamitan dari gereja. "aku tahu kamu yang dari gereja itu kan? Siapa namamu? Kenapa mengikutiku?"

Kalau ditanya kenapa, Yoongi juga tidak tahu. Secara naluriah dia mengikuti langkah gadis itu tanpa tahu tujuannya. Keberadaannya saja sudah seperti magnet buatnya.

"kamu mengikutiku karena kasian padaku ya?" Yoongi masih terdiam. "kamu tidak usah kasian padaku. Aku ini memang tidak bisa melihat tapi aku bukan orang bodoh. Aku tidak akan tersesat pulang ke rumah."

..::TUNE IN LOVE::..

TUNE IN LOVE • Wenga  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang