CH 2 - Who Is He?

491 62 0
                                    

"Wenddyyy!!!!" sahut seorang perempuan di ujung sana. Ia menerobos lampu merah untuk sampai di seberang jalan. "Seulgi?"

"aku sudah ke rumahmu, tapi kata ibumu kamu belum pulang jadi aku menjemputmu. Aku sudah lapar. Ayo kita pulang!" Seulgi lengket dengan Wendy.

"sebentar. Hei kamu!" ujarnya pada udara. "jangan ganggu aku lagi oke, dan juga jangan memarahi anak-anak!"

Seulgi terkejut ketika Wendy tengah berbicara pada Yoongi yang hanya terdiam. Tidak! Dia terkejut dengan kehadiran Yoongi.

Segera ia menggeser Wendy untuk pulang bersamanya. "kamu tahu orang itu? bagaimana bisa kamu bertemu dengannya? Apa dia menyakitimu?"

"Satu-satu Seulgi!" ia tertawa kecil. "serius, aku mau tahu. Kau tidak tahu siapa orang yang kamu temui?"

Wendy menggeleng, "dia orang yang lewat saja, mungkin."

"dia itu Min Yoongi, anak kampus kita yang terkenal nakal dan buat onar. Nih, Ya! Aku ceritakan waktu penerimaan mahasiswa baru, karena dia peringkat satu, dia ngasih pidato penerimaan, kamu tahu apa yang dia katakan?"

Wendy antusias me­ndengar cerita Seulgi. "dia mempermalukan staff administrasi yang pilih kasih antara mahasiswa beasiswa dan mahasiswa kaya. Aku ingat dia membuat video lucu tentang sumpah serapah staff yang diedit."

Wendy tertawa kecil membayangkan betapa lucunya bila itu terjadi. "ketawa? Oke kamu masih bisa ketawa yang ini. Tapi dia pernah mukulin orang hanya karena dia nyenggol bahunya. Dia selalu ikutan balapan liar, bolos kelas tapi anehnya nilainya selalu bagus, suka mabok-mabokan."

"kamu seperti tahu sekali tentang dia?" Seulgi memutar bola matanya. "bukan aku saja, semua orang di kampus kita sudah tahu, semua orang jadi membicarakan sikapnya dan fakta kalau universitas tidak mengeluarkannya berarti karena pengaruh orang tuanya kan?"

"orang tuanya?"

"Hmmm.... ayahnya pemilik Min Group. Penyumbang aset terbanyak di universitas kita, mungkin karena anaknya." Seulgi mengakhiri ceritanya yang menggebu-gebu. "pokoknya, kamu jangan dekat-dekat dengannya. Aku takut kamu dibully sama dia"

..::TUNE IN LOVE::..

Yoongi melepaskan jaket leathernya setelah ia sampai di rumah. Ayahnya telah menunggunya di meja makan. Daripada disebut menunggu, ayahnya makan duluan dan tidak sengaja bertemu dengannya. "kamu darimana saja, baru pulang jam segini!"

"Bukan urusanmu!" Yoongi mengambil segelas air putih dari dapur.

"dasar anak tidak berguna! Kamu terluka gara-gara main balapan apa itu kan? Papa gak ngizinin kamu bawa mobil lagi! lagian mobilmu udah rongsok, papa bakal buang."

Yoongi memukul gelas ke meja. "kalau papa berani buang mobil yang papa sebut "barang rongsok" itu, aku bakal pergi dari sini selamanya."

"pergi aja sana! Emangnya kamu bisa bertahan diluar sana tanpa duit dari papa, huh? Kartu kreditmu udah papa blokir dan semua fasilitas yang papa berikan sama kamu, papa cabut semua."

Yoongi meremat gelasnya, "fine, aku bakal angkat kaki dari rumah ini. Lagian aku udah males liat papa ngatur-ngatur hidupku tiap hari. Kita liat siapa yang butuh nanti! Aku atau papa!"

Yoongi meraih jaketnya lagi dan berjalan ke kamarnya. Dengan cepat ia mengemas semua barangnya ke tas dan pergi meninggalkan rumahnya. Amarahnya masih saja meletup-letup walau ia telah berjalan lama. Ia tidak habis pikir kenapa ayahnya selalu bersikap egois padanya.

I want to be a good boy, but you don't allow it!

Ponselnya berbunyi, panggilan masuk dari Hoseok. "hallo, Lu dimana?"

"dirumah, gue denger lu kecelakaan. Lu gapapa?" tanya Hoseok diseberang sana.

"gue gapapa. Tapi gue butuh tempat tinggal. Gue ke rumah lu ya?"

..::TUNE IN LOVE::..

Disinilah Yoongi dan Hoseok berada. Berdiri tegap dan tak melengos sedikitpun dihadapan seorang pria tua yang menatap tajam padanya. "jadi kamu temannya Hoseok ya?"

"Iya pa, namanya...." Hoseok dan Yoongi saling bertatap. "Suga, iya namanya Suga!"

"Suga? Kok nama orang asing sih? Ini bukan teman segeng mu yang berandal itu kan?"

Yoongi dan Hoseok saling bertatap lagi, "bukan. Tentu bukan!" Hoseok tersenyum paksa. "Auh.. mana mungkin aku berani bawa orang yang selalu bikin papa sakit kepala hanya karena denger namanya."

"Bagus, papa bakal kurung kamu kalau main lagi sama geng mu itu. siapa namanya itu? Minn.... Yoon Ji, Yoongi? Apalah itu!" ayahnya memudarkan pandang1annya, "tapi kenapa temenmu ini mau nginep disini? Terus kenapa dia luka-luka gitu"

"Oh, engg... Ah!" Hoseok menepuk tangannya. "dia ini program pertukaran pelajar. Terus aku nawarin diri buat jadi hostnya. Terus tadi dia tersesat, terus dia jatuh deh selokan. Tapi dia pinter kok, siapa tahu Hoseok jadi pinter gara-gara temenan sama dia kan?"

Yoongi ikut tersenyum paksa, "Hi, How are you? Aku bisa berbicara bahasa korea sedikit."

Cukup meyakinkan. Akting mereka benar-benar hebat didepan ayah Hoseok yang curigaan. "Hah!! Untung aja noona gak pulang." Hoseok menghela nafas di tempat tidurnya.

"Heh! Kamprett lu! Ngomong apa lu tentang gue ke bapak lu? Selokan? Kurang ajar lu!" Yoongi menjitak kepala Hoseok tepat setelah dia masuk ke kamarnya. "iya, ampun Hyung!!" hoseok minggat dari tempat tidur.

"sini lu! Gue kasih pelajaran dulu!" jadilah mereka gelud kayak anak SD. "tapi hyung, kenapa Hyung kabur dari rumah?"

Yoongi diam, "gue udah males liat orang itu!" Hoseok tahu siapa 'orang' yang disebut Yoongi. "tapi hyung mau sampe kapan tinggal disini. Cepat atau lambat, orang tua gue bakal tahu siapa lu. Apalagi noona gue yang embernya tingkat dewa. Mana dia anak kesayangan papa lagi!"

"gatau, tapi gue mau disini dulu malem ini!" Yoongi membaringkan tubuhnya diatas kasur.

..::TUNE IN LOVE::..

TUNE IN LOVE • Wenga  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang