CH 12 - Childish Wish

270 45 0
                                    

Pintu restoran terbuka. "Oh, Nak Yoongi sudah datang? Wendy-ah, Yoongi sudah datang, ayo turun!"

"Oh, rambutmu berubah." Ayah Wendy menyadari perubahan rambut Yoongi menjadi hitam. "penampilan dan attitude menjadi penilaian di kompetisi."

"He.. aku baru tahu tentang itu. bagaimana dengan Wendy?"

Wendy menuruni tangga dengan hati-hati. Ia telah berpakaian rapih, sebuah gaun sebetis, sepatu converse putih dan sweater berwarna cokelat. Ia mengenakan tas punggung kecil dan tongkat kecil yang melekat di tangannya.

"dia.. tidak ada yang berubah." Sejujurnya penampilan Wendy sekarang ini hampir saja membuat Yoongi terkena serangan jantung. Dia begitu cantik persis seperti malaikat jatuh. Tak heran Seulgi menjulukinya seperti itu.

"kami pergi dulu. Doakan kami ayah, ibu!" Wendy dan Yoongi berangkat menggunakan taksi yang sudah mereka pesan.

"nomor HP mu?"

"untuk apa?"

"untuk menghubungimu tentu saja. mulai sekarang kan kita teman, jadi harus punya nomor HP satu sama lain."

"berikan HP mu," Wendy memberikan ponsel lipat miliknya. Yoongi menekan beberapa nomor dan menghubunginya. "sudah."

Wendy tersenyum kecil, "aku akan menamainya, teman berbakat tapi malas."

Arah tujuan mereka bukan ke gedung pertunjukan pusat Seoul. "kenapa kita datang kesini?"

"kita kesini untuk berdoa, agar kita menang!" Wendy merapatkan tangannya, khusyuk berdoa di dalam gereja. mau tidak mau Yoongi mengikutinya.

Kalau dipikir-pikir, walau makam ibunya didekat gereja, ia tidak pernah berdoa sejak kematian ibunya. Ia yang sudah tidak percaya pada tuhan kali ini membuat sebuah permohonan untuk pertama kalinya.

"kamu minta apa?"

Yoongi kebingungan. "hng.. semoga kita menang.."

"lalu?" Yoongi tidak tahu harus minta apa lagi. "bagaimana denganmu?"

Wendy tersenyum, "tidak akan kuberitahu! Kalau diberitahu katanya nanti keinginanya tidak terwujud"

"kalau begitu kita gak akan menang hari ini!" Yoongi mengatakan dengan savagenya.

Setelah berdoa, mereka juga mengunjungi makam ibu Yoongi dan langsung kembali ke gedung pertunjukan pusat Seoul. Mereka bersiap untuk yang terbaik setelah latihan mode sparta selama tiga hari. Dalam waktu tiga hari Yoongi dengan mudahnya menguasai lagu, bahkan mengaransemen temponya.

Yoongi menatap Wendy yang sudah disulap dengan gaun merah yang indah. Sementara Yoongi memakai setelan jas hitam yang terlihat menawan. "ada apa?"

"aku.. aku takut, bagaimana kalau aku tidak melakukannya dengan baik?"

Yoongi mengambil tangan Wendy dan menuliskan sesuatu diatas telapak tangannya. 'aku bisa melakukannya!'

"kamu harus memakannya." Yoongi mendekatkan telapak tangan Wendy ke mulutnya, memperagakan tips meningkatkan semangat. Namun Wendy dapat merasakan sentuhan halus ujung bibir Yoongi di tangannya. Rasanya begitu menggelikan sekaligus membuat jantungnya berdebar.

My heart stop when destiny come to me, that's you.

..::TUNE IN LOVE::..

"hari ini kita akan merayakan pesta kemenangan Wendy dan Yoongi atas kompetisi piano tingkat regionalnya."

"Yeayyy..." Hoseok bersorak ria. "kamu mau ini?" Namjoon menawarkan makanan pada Seulgi. "tidak, terimakasih."

"makan yang banyak ya," ibu Wendy memberikan banyak makanan ke piring Yoongi. "aku menontonnya dari rumah, penampilan kalian sangat bagus, lebih bagus dari peserta manapun."

TUNE IN LOVE • Wenga  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang