HOLLLLLLAAAAAAA GAISSS!!!!!!
MOON MAAP YA, AUTHOR BARU BISA UP LAGI :V
SOALNYA TUH, AUTHOR SIBUK PAKE BANGET :(
TIAP HARI NUGAS MULU :V
INI DISEMPET-SEMPETIN BUAT NULIS AJA DARI BULAN LALU '(
SKIP YA, CURHATANNYA DARI AUTHOR :V
EEH, ADA YANG KANGEN SAMA CERITA INI NGGA? KALO ADA COMMENTNYA DITUNGGU ^^
JANGAN LUPA VOMENTNYA YAA!!!
*****
Play mulmed
Camila Cabello - Shameless*****
"Awalnya jatuh cinta emang manis, tapi suatu saat nanti akan terasa hambar bahkan pahit."
*****
Happy reading!!!
Mita bangun dari tidurnya pagi sekali. Ya, menurutnya ini masih sangat pagi dari jam bangunnya seperti biasanya. Biasanya ia setelah melaksanakan sholat subuh, ia akan kembali tertidur. Nyatanya, kali ini ia tak sama sekali memejamkan matanya kembali setelah sholat subuh.
Entah syaiton apa yang merasukinya, tapi yang jelas sepertinya ini bukanlah syaiton jahat. Namun sepertinya yang merasukinya kali ini adalah Genie yang ada di film Aladin.
Ia juga terlihat sangat rajin sekali pada pagi ini, buktinya saja sebagai ganti agar tidak tidur kembali, ia malah membersihkan kamarnya dan sekarang ia juga sedang bersama ibunya di dapur. Ibunya kaget, melihat putri bungsunya kali ini.
"Ta, kamu kesambet apa? Kok tumben?"
"Ih mama! Kalo ngomong suka nggak pake basmallah."
"Yaudah, bismillahirrahmanirrahim. Ta, kamu kesambet apa?"
"Mita sehat wal'afiat ma. Harusnya mama bersyukur dong, aku berubah pagi ini."
Ami menghiraukannya dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda dibantu Mita.
Setengah jam kemudian, sarapan pun siap dan Mita menunggu Ami memanggilkan Louis di yang masih di kamar.
"Kayaknya, gue berubah gara-gara dicium pangeran semalem." Gumamnya
"Tapi sayang, gue kagak liat mukanya. Eh, tunggu, tadi di nakas, ada bando yang gue mau semalem." Ia mencoba mengingat-ingat.
"Ah! Apa jangan-jangan!"
Ia tersenyum girang, membayangkan hal aneh-aneh di benaknya.
"Jangan-jangan apa nak?"
Mita menoleh menemukan Louis yang datang bersama Ami disebelahnya.
"Eh, ngga kok mah,pah."
Louis geleng-geleng melihat kelakuan putrinya yang satu ini. Ia mengambil duduk di ujung meja.
"Eh, iya mah pah, jadi kan minggu ini ke makamnya Rara?"
Louis mengangguk mantap.
"Tentu dong, papa kan udah janji sama kamu. Lagipula, papa juga kangen sama Rara."
"Pah, mah, kalo kita berbuat baik gak salahkan?" Tanyanya tiba-tiba.
Ami mengerutkan keningnya, "kamu bisa menjawab itu sendiri, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA [ HIATUS ]
Teen FictionKetika ku sendiri, dan kau menemaniku dalam kelamnya hidupku. Tak banyak kata yang perlu kita ucapkan saat bersama. Tapi, hanya suara hatilah yang mengatakan dan mengungkapkan apa yang kita rasakan. Biarkan semua mengalir bagaikan air seperti kisah...