Menggiring cahaya di balik jendela
semesta.
Garis mimpi yang mengukir lara.Di bawah lembayung senja
tertulis cerita idiosi manusia.
Yang saling memikul kebodohannya.
Mencaci tugur pada sang kuasa.Lara itu terlempar bebas di angkasa.
Hingga malaikat-Nya,
tak mampu mengucap kata.
Kalbu yang senantiasa meringis,
berusaha membancang tangis.Hingga lupa, jika di Arsy angkasa
ada sang penulis magis semesta.
yang menghempas,
dan merangkai lara.Bahkan meleburkan alam semesta.
Walaupun, sang insan apatis akan ancaman nyata.
Ufuk lara hanya album kehidupan.
Dapat usang bahkan menghitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama Kata [Antologi Puisi]
PoetryAntologi prosa yang merupa semesta Pada setiap kalimat Yang menyayat indra. Insan pembaca akan ku ajak ke taman-taman kata. Untuk meringkus nelangsa Pada ujung-ujung peristiwa kelabu di dunia. High Rank 1#mypoem [13-7-2020] 1#Duniasastra [16-7-2020]...