17- Intusi

324 110 18
                                    


Hati kian menderma pada tatap,
sang insan yang menggetarkan harap.

Kau amat berbakat,
Menjatuhkan rasa dengan perangkap.

Melangkah di atas jaring-jaringmu,
Akan merupa metafora tak
berguna.

Karena bantahan yang ku punya
memiliki celah.

Teorisasimu yang lugu,
Menepis sejuta ragu.

Cakapmu sederhana,
menampar perlahan semesta,
yang ku punya.

Menampik dirimu,
membentuk luka sarat dengan lara.

Ketika pelita jatuh pada jiwanya,
dan pemilik alam berkata "ya".

Takkan kuhirapkan jejakmu,
Kendati, jika fonologi waktu mengkikis sendu.

Hanya catatan milik-Nya,
yang kupesatkan pada dinding
angkasa.

Diorama Kata [Antologi Puisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang