Angkasa bercerita di ujung haru biru dunia.
Wajahnya enggan berduka hingga takdir merupa pelita
kian menyala-nyala.Manusia itu menebar tawa dimana-mana,
saat menghirup aroma angin bak gugusan bintang yang bertapa.
Riak-riak merdu suara tenggelam
pada butiran kata.Tak, tahu darimana dirinya,
bertukar jiwa.
Hanya suka ria menjelma dalam raga.Tak peduli proforma,
juga lara.
Beranda itu terikat rahasia tanpa duka.Karena keadaan masa lalunya,
surut dari nelangsa.duniawi yang dipunya tergiring
dengan lapang dada, yang
tak luput pada-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama Kata [Antologi Puisi]
PoesíaAntologi prosa yang merupa semesta Pada setiap kalimat Yang menyayat indra. Insan pembaca akan ku ajak ke taman-taman kata. Untuk meringkus nelangsa Pada ujung-ujung peristiwa kelabu di dunia. High Rank 1#mypoem [13-7-2020] 1#Duniasastra [16-7-2020]...