Setiap orang berjuang untuk hidup yang sempurna. Namun, di dunia ini tidak ada yang namanya kesempurnaan.-Huang Renjun
Renjun mengeratkan hodienya, angin hari ini benar-benar dingin. Tak membantu banyak tapi setidaknya sedikit hangat.
Kaki mungilnya perlahan menelusuri pasar, berjalan mencari bahan apapun yang sudah ia catat tadi malam.
Sekitar tiga jam Renjun memilih hingga kedua tangannya penuh. Beberapa orang menawarkan bantuan karena dirasa untuk orang seukuran Renjun terlalu kasihan membawa belanjaan seorang diri.
Namun ia menolaknya.
"Huffhh.." Renjun meluruskan kakinya. Sekarang ia duduk di sebuah kursi di taman terdekat, mengistirahatkan tubuhnya yang mulai lelah.
"Nak. ." suara renta Membuat Renjun menoleh, tampangnya cukup menakutkan dengan tudung hoodie dan poni yang hampir menutupi mata.
"Aku lapar.. "
Pria tua itu mengusap perutnya, membuat Renjun meneguk ludah. Sisa uangnya hari ini hanya cukup untuk ongkos naik bis. Tapi...
"Belilah sesuatu untuk dimakan Kek.. " ia menyodorkan uang terakhir miliknya.
Renjun memilih untuk jalan kaki saja, ia juga memberi kakek itu beberapa makanan yang sudah ia beli.
Seperginya kakek itu, diam-diam Renjun menjambak kecil rambutnya. Kenapa ia bodoh sekali? Rumah dan posisinya sekarang jauh, jam berapa ia akan sampai nanti?
Menatap langit, matahari mulai meninggi. Saatnya ia pulang.
"Renjun?" sebuah suara menghentikan gerakannya membereskan barang belanjaan.
Renjun menoleh, Jeno disana. Bersama seorang yang Renjun pernah lihat di mobil tempo lalu.
"Ah.. Anyeonghaseyo.." Renjun sedikit membungkuk pada orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies✨
FanfictionDia diam saja, namun dunia bersikap jahat dan tak adil padanya. Dia selalu duduk di pojok belakang, tersembunyi dari keramaian.Namun dengan ajaib, takdir selalu mempermainkannya. ©Hwang_blue