Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun melambaikan tangannya pada Winwin. Ia memang sengaja meminta agar tak terlalu mencolok dan diturunkan saja di pinggir jalan yang sedikit jauh dari sekolahnya.
Pemuda China itu hanya tak ingin ada kabar burung tentang hubungannya dengan Winwin. Ia tak mau satu sekolah menggunjingkannya.
Dari gerbang, ia dapat melihat Jeno sedang berhadapan dengan Minhee di Pohon dekat dengan taman.
Renjun berinisiatif untuk berdiri di belakang Jeno dan bercanda pagi ini.
Maka dari itu ia mengendap dan bersembunyi dibalik pohon agr tak terlihat.
Namun keputusannya saat itu membuatnya menyesal.
Menyesal karena sudah berani menguping pembicaraan Jeno dengan Minhee. Dan yang lebih membuatnya menyesal saat Minhee dengan senyum menunjuk dirinya.
"Coba tanya Renjun dibelakang. Apa malam itu berkesan?"
Dan saat detik itu juga, semua rasa percata yang ia bangun untuk Jeno runtuh. Hilang menguap tak berbekas karena ucapan sosok yang ia anggap sebagai sahabatnya sendiri.
Mata Renjun memanas, bahkan untuk seorang Lee Jeno, itu cukup menyakitkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lee Jeno!"
Panggilan itu membuat Jeno yang baru saja memasuki gerbang sekolah menoleh. Menadapati Minhee yang sudah berdiri didekat pohon rimbun.