Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kehidupan itu seperti saku, semakin banyak yang kamu simpan, semakin berat langkahmu. Jadi kita perlu mengurangi beban kita sendiri, melepaskan apa yang perlu dilepaskan. Lalu hanya kita yang bisa memasuki medan perang dengan langkah-langkah ringan. —Huang Renjun–
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
Renjun menatap tajam pada Minhee dan Sanha yang sudah menghadangnya di koridor.
Tolonglah, ini baru masuk sekolah. Jangan sampai moodnya turun karena hal sepele dari bocah akselerasi yang masuk karena uang ayahnya.
"Kenapa kakinya?" tanya Minhee basa-basi melihat kaki Renjun yang sedikit pincang dan berjalan dengan bantuan kruk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nggak ada urusan sama lo. Minggir."
Renjun berusaha serendah mungkin. Ia tak ingin menimbulkan masalah di pagi hari karena bocah manja satu itu.
Kenapa sih hanya Renjun yang diganggu satu sekolah ini? Ia tau ia hanya murid beasiswa yang beruntung. Namun kan ia juga punya hak asasi!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
