Untuk Chapter ini, silahkan dengarkan lagu Nct Dream - Fireflies. Nanti Sa kasih tau kapan putarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Winwin membuka styrofoam berisi buah yang memang sudah ia siapkan untuk Renjun.
PYARR!!
Winwin tersentak kaget, bergegas menuju meja makan. Disana ada Renjun yang sedang berjongkok sambil menutup telinganya.
"Njun.."
Tubuh pemuda mungil itu bergetar hebat. Pasti suara gelas pecah yang bahkan ia jatuhkan sendiri membuat nya kaget. Winwin mendekat, namun Renjun menjauh.
"Hyung bersihkan dulu." Ia dengan cepat mengambil kain lap dan mengambil perlahan satu persatu pecahan kaca.
Setelah yakin bersih, Winwin mendekat.
Renjun menunduk, dan Winwin yakin pasti anak itu sedang melamun.
"Njun.. "
Winwin memeluknya, namun ditepis kasar Renjun. Pemuda itu bahkan menatap Winwin galak, merasa bahwa ada ancaman di sekitarnya.
Tanpa aba-aba, pria kelahiran 97 itu mendekap Renjun meskipun adiknya itu berontak dan memukul keras dadanya.
"Ughh!!" Renjun berkelit ketakutan berusaha melepaskan diri, namun Winwin semakin memeluknya erat.
Tiga menit berlalu, perlahan Renjun tak lagi berontak. Tubuhnya tak lagi bergetar, dan ia memegang kembali kendali atas dirinya.
"Hyung.. " Lirihan Renjun membuat dadanya sesak. Ia tau pasti Renjun bingung dengan dirinya sendiri. Ia juga tau pasti berat melawan bayang-bayang atas ketidakmoralan Ayah tirinya sendiri.
"Kenapa tadi bisa pecah?" Pelan dan lembut sekali. Winwin bertanya, Renjun tak menjawab malah semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kakak.
Bayangan saat malam itu sekelebat berputar dan itu membuatnya takut.
Takut akan kejadian itu berulang kembali. Ia takut ada seseorang yang berusaha menyakitinya suatu saat nanti.
Renjun tak punya perlindungan.
"Nggak papa.. Hyung disini.."
Seseorang lagi datang dan memeluk kedua pemuda itu.
"Ada Appa juga kalau kalian lupa.. "
Han Geng yang baru pulang kerja kini mendekat, ia lelah setelah lembur semalaman dan ingin memeluk kedua buah hatinya.
"Aish.. Appa, Injun sesak kalau begitu." Winwin menyela saat tubuh sangat Ayah terlalu menghimpitnya.
"Appa bau.." Interupsi suara Renjun sukses menciptakan gelak tawa puas di bibir Winwin. Sedangkan Han Geng mendelik gemas pada putra bungsunya.