6. Sakit

19 9 0
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote and komen

Maaf banyak typo

Pagi ini entah mengapa Anin merasa mual dan perutnya terasa kembung.

Padahal obat selalu teratur dia minum. Namun dia hanya diam agar Raffa tidak khawatir.

Beri tepuk tangan untuk Anin !! Dia pandai sekali menyembunyikan sesuatu.

"Pagi kak" ucap Anin dengan terlihat biasa saja didepan Raffa.

"Pagi juga nin" balas Raffa seraya mengecup kening sang adik lembut. 

Ditengah sarapan Anin merasa mual nya bertambah hingga ia lari ke wastafel.

Sontak saja Raffa langsung mengejar sang adik.

"Nin kamu sakit? Kok nggak bilang!" Panik Raffa

Anin hanya menggeleng lemah. Dia segera mengambil obat yang biasa dia minum.

"Nanti kita cek up ya nin" bujuk Raffa lembut agar adiknya itu mau menurutinya.

Namun jawaban yang selalu didapatnya adalah nggak atau gelengan saja.

Benar saja Anin hanya menggeleng pelan. Raffa bingung harus bagaimana membujuk adiknya ini.

"Kalau Lo nggak mau cek up, gue bakal bilang ke Farga kalau Lo sakit!!" Ucapan Raffa berhasil membuat Anin panik.

"Iya nanti cek up pulang sekolah" ucap Anin pelan. Dia tau kakaknya ini khawatir padanya. Namun dia tidak mau merepotkan.

***

Di sekolah Anin merasa pusing dan mual nya bertambah. Namun dia tahan agar teman temannya tidak tahu.

"Nin Lo kenapa kok pucet banget sih mukanya" bisik Rissa karena didepan masih ada guru.

Anin hanya menggeleng meyakinkan Rissa. Namun namanya juga Rissa pasti dia akan terus bertanya.

"Lo ke UKS aja ya nin,wajah Lo serem" ucap Rissa lagi.

Namun Anin tetap menggeleng lemah. Rissa hanya menghela nafasnya kasar menghadapi sahabatnya yang batu ini.

***
Anin berjalan menyusuri koridor dengan langkah pelan dan lesu. Rissa dan Natha sudah pulang.

Tiba tiba seseorang menepuk pundak Anin dan Anin menoleh untuk melihat siapa yang melakukan nya.

"Hay Lo Anin kan?" Tanyanya dengan tersenyum.

Anin kaget,bukankah dia Klara yang kemarin berboncengan dengan Farga itu.

"E-eh iya kenapa ya?" Jawab Anin.

"Nggak papa sih. Gue cuma mau nanya dan bilang sama Lo. Lo itu dari marga keluarga mana? Berani banget ngedeketin Farga. Asal Lo tau Farga itu cowok GUE!" Jawabnya dengan menekankan kata terakhir nya.

"Maaf ya,mungkin Farga itu cowok Lo tapi itu dulu kan? Sekarang gue adalah ceweknya Farga !" Ucap Anin dengan nada sedikit keras menahan gejala gejala sakitnya.

"Dasar bitch! Jangan dekati Farga lagi!!"  Ucap Klara dan berlalu meninggalkan Anin di koridor.

Saat sedang berjalan satu dua langkah, pandangan nya mulai kabur dan langsung saja tubuhnya ambruk.

"Syanin!!" Teriak Farga ketika berjalan bersama sahabat nya itu.

Mereka baru saja rapat soal basket jadi mereka belum pulang.

Farga segera berlari dan menggendong Anin ala bridal style.

"Cepet pinjam mobil lo!!!" Teriak Farga pada Gavin

Karena Gavin sendirilah yang ke sekolah menggunakan mobil !! Orang kaya emang.

Anin berada di kursi penumpang berada dipangkuan Farga.

"Cepet bawa mobilnya Vin!!" Tegas Farga

"Iya ini juga udah cepet" jawab Gavin seraya menambah kecepatan mobilnya.

Adit dan Kevin mengikuti mobil Gavin dari belakang menggunakan motor.

Sesampainya di rumah sakit Farga langsung membopong tubuh mungil Anin.

"Dokter cepetan tolongin cewek saya!!" Ucapnya sambil membaring kan tubuh Anin di atas brankar rumah sakit.

"Anin!!" Panggil dokter tersebut. Farga mengernyit heran bagaimana dokter itu tau nama Anin ?

"Kamu tunggu di luar dulu ya biar kami menangani pasien" ucap dokter itu yang diketahui bernama dokter Ana.

Farga dan sahabatnya itu menunggu di luar. Sedari tadi Farga mondar mandir tidak bisa diam. Tentu saja dia khawatir kepada gadisnya itu.

Ketika dokter keluar Farga segera menghampiri dokter Ana.

"Gimana keadaan Anin dok,dia sakit apa?" Tanya Farga dengan raut wajah khawatir.

"Kamu pacarnya Anin ya?" Tanya dokter Ana dengan senyum lembut dan tatapan sendu.

"Iya dok. Dia sakit apa? Kok dokter tau sih nama dia Anin ?" Tanya Farga

"Saya harus bicara dengan keluarga pasien dulu. Dimana kakaknya, Raffa?" Tanya dokter Ana

Saking paniknya Farga hingga lupa memberitahu Raffa dia segera menelepon Raffa agar segera datang.

"Dia sedang jalan kesini" ucap Farga lirih.

"Lo duduk dulu ga,Lo juga perlu istirahat" kata Gavin seraya menarik tangan Farga agar duduk di kursi  tunggu.

Tak lama kemudian Raffa datang dengan tergesa-gesa.

"Gimana keadaan Anin An?"  Tanya Raffa jelas dengan raut khawatir.

"Ikut keruangan saya sebentar untuk membicarakan lebih lanjut penyakit Anin " kata dokter Ana

"Thanks ga Lo udah nyelamatin nyawa Anin" ucap Raffa dengan menepuk pundak Farga dan berlalu meninggalkan mereka di kursi tunggu.

Farga mengernyit heran. Menyelamatkan nyawa? Ada apa sebenarnya?

Jangan lupa vote and komen

Kritik dan saran juga sangat penting

Terimakasih🙏






QUEEN ALGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang