Jangan lupa vote !Maaf kalau banyak typo
"Sebenarnya tadi temen temennya Klara...."
Ucapan Anin terus terngiang ngiang dikepala Farga. Dasar Klara sialan!
Farga tak habis pikir dengan manusia bernama Klara itu. Dari luar kelihatan baik tapi tidak dengan dalam nya.
Memang kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari covernya saja.
Flashback on
Anin berlari keluar kantin menuju rooftop, karena disanalah tempat yang sepi. Air matanya mengalir begitu saja.
Tiba di rooftop Anin duduk disalah satu kursi yang biasanya digunakan Farga dan sahabat nya jika membolos.
Anin hanya diam beberapa saat untuk meredakan suara tangisnya. Tak lama kemudian pintu rooftop dibuka. Sontak Anin berdiri dan menoleh melihat siapa yang datang.
Mata Anin membulat ketika melihat Fany dan datangnya itu tersenyum meremehkan.
"Lo pasti udah kenal kan sama gue" ucap Fany seraya mendorong bahu Anin hingga terduduk di lantai rooftop.
"Oh iya kenalin lagi aja ya gue Tiffany, gue anak buahnya Klara Ayudia Pradita. Dan gue disini ditugaskan buat menyiksa lo" ucapnya dengan penuh penekanan.
Sontak Anin kaget. Namun dia berusaha menutupinya. Dia berdiri dan membalas ucapan Fany.
"Mau Lo bosnya ataupun anak buahnya gue Nggak pe-du-li. Jawab Anin dengan penuh penekanan juga.
"Sekarang girls" ucap Fany kepada dua datangnya itu.
Tanpa aba aba Anin didorong keras hingga membentur tembok rooftop.
Pandangannya kabur dan dia tidak sadarkan diri.
Flashback of
Farga berjalan menuju sebuah cafe. Dia sudah memberitahu teman temannya untuk membicarakan sesuatu.
Setelah berkumpul mereka mulai membuka pembicaraan.
"Gimana?" Ucap Farga datar kepada Kevin. Dan Kevin hanya mengangguk mengerti apa yang dibicarakan Farga.
"Klara sama Tiffany" ucapnya.
"Gue juga tahu. Cari tahu tentang keluarga Tiffany agar kita bisa mempermalukan nya. Buat Klara gue udah tahu siapa orangtuanya sebenarnya" jelas Farga dan di angguki oleh mereka.
***
Farga berjalan ke ruangan Anin dengan membawa sebuket bunga dan coklat kesukaan Anin.
Dia membuka knop pintu itu pelan dan mendapatkan gadisnya tengah duduk diatas brankar dan menonton film.
Melihat ada orang yang masuk Anin menoleh. Melihat Farga yang masuk dia tersenyum dan menyingkirkan laptop yang dipangkunya tadi.
Senyum yang telah lama surut kini kembali.
"Sini" ucap Anin tersenyum seraya melambaikan tangannya pertanda menyuruh Farga untuk mendekat.
Farga juga tersenyum kecil,meletakkan buket bunga dan coklat diatas nakas dan kemudian duduk.
"Udah baikan?" Tanya Farga seraya menggenggam tangan mungil itu. Sejak kapan dirinya menjadi bucin seperti ini?
"Udah kok" jawab Anin tersenyum.
Anin hanya dikunjungi oleh Farga, sahabatnya Farga,dan tentunya sahabatnya Anin. Raffa? Setiap Raffa datang Anin hanya pura pura tidur, dirinya masih enggan untuk bertemu Raffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN ALGI
RomanceSudah menjadi hukum alam bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Gadis cantik nan selalu ceria harus mengalami masa sulit yang entah tiba-tiba datang mengguncang. Seakan pasrah dengan takdir, dia menjalankan sepenuh hati tanpa khawatir kar...