Jangan lupa vote and komen
Happy reading
"Loh kok disini?"
Anin mendongak melihat siapa orang itu. Saat ini Anin sedang duduk di halte seraya menenteng kopernya itu.
Anin hanya tersenyum tipis mendapati seorang Farga tengah duduk diatas motor nya sembari melepaskan helm full face nya.
"Aku mau jalan jalan nih, mau ikut?" Tanya Anin sembari terkekeh kecil.
Farga justru memelototi nya memberi peringatan agar tidak bercanda dengannya. Baru saja dia mengantar gadis itu pulang, sekarang dia sudah pergi lagi.
Farga turun dari motornya dan berjalan mendekati Anin yang masih setia duduk di kursi halte itu. Farga mengambil posisi duduk yang tidak jauh dari Anin dan membuat jantungnya berdetak kencang.
"Mau kemana hm?" Tanya Farga selembut mungkin hingga membuat Anin terpaku.
Anin tersenyum,senyum yang menandakan dia sedang kecewa, terluka,dan merasakan sakit entah sakit apa.
"Di usir sama papa." Jawab Anin masih dengan senyuman nya.
Farga menoleh dan langsung memeluk tubuh Anin dari samping karena duduk mereka bersebelahan.
'Grep'
Mau tak mau Anin meneteskan air matanya dengan susah payahnya dia menahan agar tidak jatuh,namun air mata itu kini tengah mengalir.
Farga yang melihat gadisnya menangis segera mengusap lembut rambut nya dan menenangkan nya.
Hingga beberapa menit tangisan Anin berhenti dan kini giliran Farga untuk bertanya.
"Kenapa diusir?" Tanya Farga pelan.
"Bukan anaknya." Jawab Anin biasa aja ingat b aja.
"Jangan bilang gitu." Peringan Farga kepada gadisnya itu. Anin tak menggubris perkataan Farga.
"Sekarang kamu mau kemana?" Tanyanya lagi.
Anin hanya menggeleng,dia juga tidak tahu harus pergi kemana. Tujuan utamanya hanyalah pergi dari rumah iblis itu.
"Ke apartemen aja ya?" Tanya Farga lembut. Anin mengangguk setuju daripada dia harus menjadi gelandangan di luar sana.
Farga mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu yang membuat Anin bingung. Setelah itu Farga memasukkan ponselnya dan menatap Anin dengan senyum kecilnya.
"Kenapa nggak jalan sekarang?" Tanya Anin polos.
"Kopernya mau ditaruh di mana? Ban motor?" Tanya Farga dengan menaikkan sebelah alisnya.
Anin menyengir dengan tangan kanannya menggaruk pelipis yang tidak gatal.
Tak lama kemudian mobil sport hitam berhenti di hadapan mereka yang membuat Anin bingung,sedangkan Farga masih dalam posisi santai menunggu sang pemilik mobil keluar.
"Loh kak Gavin ngapain disini?" Tanya Anin ketika melihat Gavin keluar dari mobil itu.
Gavin tidak menjawab,melainkan mengarahkan dagunya menunjuk Farga. Anin melihat Farga sekilas dan berfikir.
"Jadi tadi dia ngehubungin kak Gavin ternyata." Batin Anin.
Farga menggeret dua koper milik gadis itu dan memasukkannya ke bagasi mobil. Setelah itu Farga menarik tangan Anin agar segera beranjak dari halte.
"Ehh" ucap Anin reflek ketika Farga menarik tangannya.
Farga membuka pintu mobil bagian belakang dan menyuruh gadis itu masuk,setelah gadis itu masuk,Farga mengikutinya untuk duduk bersama di kursi belakang itu.
"Jalan." Kata Farga memandang Gavin yang baru masuk di kursi sopir.
"Untung temen,gue bukan sopir Lo." Ucap Gavin ketus membuat Anin merasa tak enak padanya.
"Maaf ya kak Gavin." Cicit Anin pelan namun masih terdengar.
"Santai aja." Jawab Gavin dan segera melajukan mobilnya untuk membelah jalanan kota.
Farga merasakan pundaknya berat,dia menoleh mendapati Anin yang tengah tertidur.
Farga membenarkan posisi kepala Anin dan menaruhnya di pahanya. Anin sedikit menggeliat namun kembali tertidur.
Gavin memarkirkan mobilnya dan menoleh ke arah belakang.
"Gimana?" Tanyanya pada Farga.
"Tolong bawain koper Anin ke kamar gue,gue mau gendong dia." Gavin hanya mengangguk dan segera keluar dari mobil.
Farga membuka pintu mobil dengan hati hati. Kemudian dia menyelipkan tangannya di bawah lutut dan tengkuknya.
Anin justru mendusel didada bidang milik Farga yang membuat Farga menahan nafasnya sesaat.
Farga membuka pintu kamar apartemen nya dengan susah payah,sedangkan Gavin hanya memperhatikan dari belakang. Ciri ciri teman ga ada akhlak!
Farga merebahkan tubuh Anin ke atas kasur dan ikut bergabung bersama Gavin. Mereka akan mengundang Kevin dan Adit juga untuk ke apartemen.
***
Anin membuka matanya bingung."Kok gue ada di sini?" Tanyanya pada diri sendiri.
Kemudian dia mencuci muka dan melangkahkan kakinya mencari lelaki yang bersamanya tadi.
Anin membuka pintu kamar dan mendapati empat lelaki itu tengah menonton. Anin berjalan pelan mendekati ke empat lelaki itu.
"AAAAA! Astaga kalian nonton apa??" Teriak Anin sembari menutup kedua matanya.
Ke empat lelaki itu sontak menoleh ke sumber suara.
"Anin."
Jangan lupa Vote
Terimakasih bila telah membaca
Maaf baru update
😗❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN ALGI
RomanceSudah menjadi hukum alam bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Gadis cantik nan selalu ceria harus mengalami masa sulit yang entah tiba-tiba datang mengguncang. Seakan pasrah dengan takdir, dia menjalankan sepenuh hati tanpa khawatir kar...