Pernah berpikir memiliki hidup yang tak adil? Sama, mungkin banyak juga yang memikirkannya. Dari pada itu, bukankah lebih baik menjalankannya tanpa perlu berkeluh kesah? Ayolah jika terjadi kegagalan, bukankah itu hal yang lumrah? Atau memang sebenarnya kau tidak ingin untuk gagal?
Astaga, aku bercanda. Mana mungkin ada orang yang menginginkan kegagalan pada hidupnya?
Tapi jika itu diperlukan untuk keberhasilan, apa kalian masih ingin menyangkalnya?
Ey bagaimana dengan keberuntungan? Kalian percaya?
Sayangnya, setiap orang memiliki keberuntungan yang berbeda-beda. Tunggu, jangan berpikir setiap keberhasilan itu karena beruntung ya.
Ini hanya soal takdir...
Seperti bocah laki-laki kita, ia hidup dengan segenggam keberuntungan. Bukan untuk dirinya, tapi untuk mereka.
" Selamat pagi, silahkan duduk."
" Ah... Em.."
" Anda datang pagi sekali, semoga keberuntungan selalu menyertai... Jadi boleh perkenalkan nama anda?"
" Em... Namaku Taehyung Kim, umurku 15 tahun. Tahun ini aku memasuki sekolah menengah atas."
" Adik manis, kamu datang sendiri kesini? "
" Seseorang mengantarku, "
" Jadi bagaimana dengan Kegiatanmu kemarin? "
" Oh... Kemarin?....
***
Namanya Taehyung Kim, remaja laki-laki dengan tinggi 170 cm itu termasuk menonjol dikalangan para siswa - siswi. Sifatnya yang supel benar-benar membuatnya makin terkenal.
Ah jangan lupakan wajahnya, siapa yang tega membenci manusia tampan ini?
" Taehyung... Kenapa melamun?"
" Oh... Pak Seokjin, maafkan aku."
Tidak aneh, mengingat ini hari selasa jam 5 sore. Kegiatannya akan sedikit penuh dengan tambahan jam les dari Pak Seokjin.
Sebenarnya Taehyung tipe murid dengan pemikiran diluar nalar, hanya saja ia sedikit urakan jadi kecerdasannya sedikit luruh. Oh ini bukan berarti bodoh ya?
" Baiklah jika memang kamu lelah, kita akhir pertemuan kali ini." Guru muda itu menutup bukunya, layar proyektor juga terangkat naik bersamaan dengan cahayanya yang meredup.
Taehyung menunduk dalam meremas beberapa kertas yang ada ditangannya. Helaan nafas keluar dari bibirnya, ia berdiri dengan senyuman yang telah kembali.
" Pak Seokjin, mari kuantar." ia mengatakannya sambil tersenyum.
" Ah, ayolah Tae... Kita baru mengakhiri pelajaran ini. Jangan panggil aku dengan sebutan Pak, menggelikan sekali."
Taehyung balas terkikik, ia tak menyangka guru muda ini masih tak mau dipanggil Pak walaupun kenyataan profesinya mengharuskannya begitu.
" Mari Kak Seokjin," lagi Taehyung mengakhirinya dengan senyuman.
" Nah ini terdengar lebih pas bagiku, " Seokjin tertawa, merasa keinginannya terpenuhi.
Pada akhirnya keduanya saling berdampingan menuju pintu depan. Yah jangan lupakan dengan candaan garing yang kerap kali keluar dari Seokjin, ini benar-benar menjadi ciri khasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/233326688-288-k453375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunclover
FanfictionBrothership x Light Fantasy Perkamen kuno mengatakan sesosok bayi mungil lahir dengan berlumur dosa. Mengatasnamakan sebagai penebusan, Taehyung bocah dengan senyum kotak penuh candu berangkat menunaikan tugasnya diliputi akan ketidaktahuan masa de...