1. Lelaki itu

58 6 1
                                    


hppy reading

Berpakaian rapih, dengan seragam putih beserta rok abu yang di gunakannya. rambut hitam panjangnya di kuncir kuda. Mengambil beberapa buku pelajaran yang kemudian di masukan kedalam tasnya.

Berdiri di depan cermin yg terpajang di dinding kamarnya. memutar badan memastikan semuanya sudah sempurna. dengan menyampirkan tas gendong di bahu kanannya, lalu tersenyum melihat dirinya yang terpantul di kaca cermin yg menangkap bayangan dirinya dri atas hingga bawah.

Setelahnya, dia bergegas keluar kamar menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.

"Massyaallahh anak mama uda gede ya, udah SMA aja ternyata. cantik,"

seorang wanita dengan apron yg mengalung di lehernya. Memakai manset hitam, dan rok prisket warna army dengan balutan blezzer yang sama dengan warna roknya, tidak lupa juga memakai hijab yang selaras dengan warna bjunya.

Aneesa Prawikasa, gadis yg kini tengah duduk di kursi meja makan dengan segelas susu dihadapannya. Dan Nindi, mamanya anees yang kini sudah melepas apron yang dari tadi mengalung dilehernya.

"Ma, Anees berangkat dlu ya, tkut telat. "

"Assalamualaikum," salam Anees sembari menyalami tangan mamanya. dan berlalu dari rumah menuju gerbang komplek untuk menunggu angkutan umum menuju sekolahnya.

Hari ini adalah hari pertama Anees masuk sekolah sebagai murid baru kelas 10. Dia baru saja lulus dari sekolah menengah pertamanya. pembelajaran sudah mulai efektif dengan dibaginya ruangan kelas bagi setiap murid baru angkatan tahun ini di sekolahnya.

Aneesa berdiri di depan gerbang komplek perumahannya dengan tangan kanan menggenggam ponsel. Kepalanya nengok kanan kiri tau aja ada yang kenal, nebeng dah tuh.

Disaat mata Aneesa tertuju pada rumah di seberang jalan raya yg ckup ramai, fokusnya terhenti setelah melihat dari sudut matanya ada motor yg akan menyeberang jalan. Anees beralih pandang melihat pengendara itu.

Seorang remaja laki laki berpakaian sama seperti dirinya , dengan bet yg tertera di saku bajunya sama persis seperti miliknya. Tidak lama setelah itu, remaja itupun menatap ke arah Anees hingga tatapan keduanya bertemu, sontak Anees langsung mengalihkan tatapannya menuju ponsel yang sedang di genggamnya.

Setelah mendengar suara motor itu yang kini sudah melaju menyebrangi jalan, Aneesa kembali mendongak melihat motor yg kini mulai menjauh dri tempatnya. Bibirnya mengerucut, entah kenapa Aneesa mengharapkan tumpangan dari pengendara motor yang kiranya satu sekolah dengannya.

****

Aneesa turun dari angkot dan mulai berjalan masuk ke dalam sekolah. Tiba tiba langkahnya terhenti saat melewati parkiran motor di sekolahnya. Seseorang yg sedang memarkirkan motor , dengan wanita yang mungkin kekasihnya berada di belakang, sedang menunggunya selesai memarkirkan motor.

"Pantes ga ngajak, ternyata itu jok udah ada yang booking," gerutuknya yang kini sudah berjalan menyusuri Koridor sekolah mencari kelas yang sudah ditetapkannya.

Senyum Anees mengembang setelah melihat tulisan MIPA 6 di salah satu dinding, yang berarti ruangan kelas yang ia cari. Aneesa berjalan masuk kedalam kelasnya, disambut hangat oleh teman barunya yang belum ia kenal dan juga belum mengenalinya sama sekali.

Tidak terlalu ramai, masih banyak bangku kosong yang belum diisi oleh murid yang belum datang. Aneesa berjalan menuju salah satu kursi di barisan kedua, dilihatnya belum ada tas yang disimpan dikursi itu, dan itu artinya belum ada yang menempati tempat duduk yang diminatinya itu.

Mistakes In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang