4. anak baru di sekolah

13 4 0
                                    

"Ness gua pulang ya,"

"hm."

Citra berlalu dari hadapan Anees. Anees masih berdiri melihat punggung Citra yang menjauh dari tempat ia berdiri sekarang.

"Hahhhhh" Anees menarik nafas panjang, atas apa yang terjadi tadi di jam istirahat.

Anees berjalan keluar gerbang sekolah, dia berdiri untuk menunggu angkot menuju rumahnya.

Untuk kedua kalinya dia mengeluarkan handphonenya yang tadi sempat ia simpan di dalam tasnya. Dia kembali mengotak atik handphonenya tarik ulur beranda WhatsApp.

Sekali kali kepalanya mendongak untuk melihat ke jalan tkutnya angkot yang lewat, dan Anees gak nyadar. tapi bukannya angkot, ini malah motor sport berwarna hitam yang ia dapatkan.

Motor itu melaju melewati Anees. Fokus Anees tak lepas dari Rey yang mengendarai motor itu tanpa melirik Anees sama sekali. Anees melongo tak percaya. Ini yang ketigakalinya Anees diacuhkan, hftt ini tdak bisa dibiarkan!

Anees mengerucutkan bibirnya, merutuki dirinya berkali kali, Berharap lain kali dia tidak akan mengharapkan tumpangan dari Rey. Anees kembali menatap ke arah ponsel. Sudah 5 menit, dia tak kunjung mendapatkan angkot yang lewat di depan sekolah. Dia melirik kanan dan matanya kembali menyipit saat melihat ke sebelah kiri, oh fuck! Woy! Rey balik lagi.

Mata Anees melotot, dia Langsung mengalihkan tatapannya. Pura pura sans, pura pura gak liat. Alahhh semua itu percuma, karna motor itu tetap berhenti tepat di hadapan Anees.

Anees mendongak dengan salivanya yang sedang berusaha ia teguk.

Anees terseyum sipu di depan Rey, lalu menggigit bibir bawahnya yang berwarna merah jambu.

"Naik,"

"Hah?," Anees melotot tak percaya

"Lo mau balik kan?," Anees mengangguk

"Yauda bareng," pinta Rey sekali lagi

"Tapi tadi kak Rey-" reyy balik lagi, argh Rey memang selalu tau jalan pikiran setiap orang.

"Lo lupa atau bneran bego?, arah rumah gw tu kesana.." Tunjuk Rey ke depan

"Bukan kesana," lanjutnya, lalu menunjuk ke belakang.

Tolol? Iya emang, Anees lupa kalo arah rumah mereka itukan mengarah ke kanan bukan ke kiri. Padahal, dari tadi dia nengok kiri nyari angkot yg ngarah ke kanan, ngapa dia g nyadar?

"Tapi tadi-"

"Jdi tadi lo liatin gw?" Tanya Rey tanpa ekspresi

"Hah? Ng-"

"Tadi gw ngisi bensin,"

Anees menganga. Wajahnya memerah menahan malu. Lalu kemudian bergegas menaiki motor Rey, dan melaju perlahan.

Sesampainya di depan rumah, Anees masih canggung dengan keadaan. Dia turun dri motor Rey di depan pagar rumahnya.

"mau-"

"ga usah," potongnya selalu.

Rey yang lalu melajukan motornya ke dalam garasi rumah, tanpa permisi.

Anees masih berdiri menatap Rey yang mulai memasuki rumah di seberangnya. Anees menghela nafas, dan berjalan memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam," jawaban salam itu terdengar dari ruang dapur, Anees yang mendengarnya melanjutkan langkahnya berjalan ke arah dapur melewati ruang keluarga yang disana ada papanya sedang tidur di lantai, dengan tv yang masih menyala.

Mistakes In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang